ERA.id - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi membagikan video pertemuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan warga Desa Wadas.
Video tersebut diunggah melalui akun Twitternya @_ekokuntadhi pada Minggu (13/2). Dalam yang terlihat, pertemuan antara Ganjar dengan warga memang nampak lebih tenang bahkan disertai suara tawa.
Eko kemudian menerangkan bahwa pertemuan antara Ganjar dan warga Desa Wadas ini berbeda dengan yang selama ini diberitakan di media sosial yang nampak lebih seram dan menakutkan.
“Suasan pertemuan Pak @ganjarpranowo dengan warga Desa Wadas yang kontra. Ternyata gayeng. Adem. Penuh cekakak-cekikik. Beda banget sama isu di sosmed yang gahar dan serem,” ujar Eko seperti dilihat Senin (14/2/2022).
Eko berharap, dari pertemuan tersebut dapat menghasilkan solusi yang terbaik untuk keduanya.
“Semoga ada solusi,” terang Eko.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui kelompok warga yang kontra penambangan kuari terkait rencana pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Minggu (13/2).
Ganjar yang datang sendirian tanpa pengawalan aparat kepolisian, disambut dengan hangat oleh masyarakat yang sudah menunggu di Masjid Nurul Huda, dan tidak nampak ketegangan sama sekali dalam pertemuan itu.
Suasana pertemuan Pak @ganjarpranowo dengan warga Desa Wadas yang kontra. Ternyata gayeng. Adem. Penuh cekakak-cekikik.
Beda banget sama isu di sosmed yang gahar dan serem.
Semoga ada solusi... pic.twitter.com/lCMjUua2At
— Eko Kuntadhi (@_ekokuntadhi) February 13, 2022
Usai melaksanakan shalat dzuhur, Ganjar yang duduk lesehan di teras masjid mengawali sambutannya dengan meminta maaf kepada warga Wadas atas kejadian yang kurang menyenangkan pada Selasa (8/2).
"Saya minta maaf pada bapak ibu atas peristiwa yang terjadi, makanya saya datang ke sini secara langsung. Yang kedua, saya ke sini ingin mendengarkan langsung dari masyarakat dari persoalan yang ada, saya juga ingin takziah karena mendengar ada sesepuh di Desa Wadas yang meninggal, semoga Husnul Khatimah," kata Ganjar.
Orang nomor satu di Jateng itu kemudian mendengarkan unek-unek dan peristiwa penangkapan yang dialami beberapa warga.
"Kami takut Pak, suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak," kata Waliyah, salah satu warga.