Selain mengurangi utang, pria 92 tahun ini mengatakan pemangkasan gaji juga bertujuan untuk mengurangi pembelanjaan pemerintah. Bukan tanpa sebab, Mahathir menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Najib Razak, atas membengkaknya utang negara.
"Saya sudah diberitahu bahwa utang kita sebenarnya 1 triliun ringgit, tetapi hari ini kita bisa mempelajari dan mencari cara untuk mengurangi utang ini. Potongannya adalah pada gaji pokok menteri. Ini untuk membantu keuangan negara," ujar Mahathir saat konferensi pers usai memimpin rapat mingguan Kabinetnya yang pertama sejak dilantik menjadi PM.
"Ini telah menjadi praktik saya. Saya juga melakukan hal yang sama ketika saya menjadi perdana menteri pada tahun 1981," imbuh Mahathir seperti dilansir media Malaysia, The Star, Minggu (27/5).
Mengutip Reuters,Sabtu (26/5) Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng dalam konferensi pers menjelaskan saat ini total utang Malaysia tercatat 1.087 triliun ringgit pada 31 Desember 2017. Jumlah ini sama dengan 80,3% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia.
Langkah ini direspon baik anggota parlemen pada sejumlah negara bagian di Malaysia. Tak hanya itu, kebijakan itu memancing simpati warga negara Malaysia, mereka ramai-ramai menggalang dana untuk mengurangi utang negara lewat program crowdfounding bernama 'Please Help Malaysia!'.
Seperti dilansir media Malaysia, aksi penggalangan dana 'Please Help Malaysia!' diprakarsai oleh Nik Shazarina Bakti. Dia mengampanyekan aksi tersebut lewat media sosial dan situs Go Get Funding.
Shazarina mengajak warga Malaysia untuk berkontribusi mengurangi utang negaranya. Dia menulis napak tilas bagaimana perjuangan warga Malaysia juga pernah bersatu membantu mewujudkan kemerdekaan Malaysia dari Inggris, melalui sumbangan yang diberikan.
"Rakyat Malaysia pernah menyerahkan perhiasan, uang dan barang berharga mereka agar pemerintahan Tunku Abdul Rahman dapat mengumpulkan cukup uang untuk pergi ke London dan memproklamirkan kemerdekaan," tulis Shazarina.
Saat ini dana yang sudah berhasil terkumpul dari sumbangan warga sebanyak US$ 3.633 dari target US$ 100.000 (sekitar Rp 1,4 miliar) dengan 92 pendukung.