Operasi Ketupat, Pengamanan Bahan Pokok hingga Terorisme

| 06 Jun 2018 10:28
Operasi Ketupat,  Pengamanan Bahan Pokok hingga Terorisme
Apel Operasi Ketupat 2018 di Monas. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Polri, TNI, Kementerian PUPR, dan Pemprov DKI menggelar apel pasukan Operasi Ketupat 2018 pagi ini di Monumen Nasional (Monas). 

Operasi ini akan digelar pada tanggal 7 sampai 24 Juni 2018 untuk mengamankan periode hari raya Lebaran atau 1 Syawal 1439 Hijriah.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada banyak tantangan yang dihadapi dalam pengamanan ini. Di antaranya, arus mudik dan balik, kerawanan kejahatan, pengawasan bahan pangan, hingga aksi terorisme.

"Kita sudah gelar kekuatan, di semua titik-titik yang kita anggap rawan macet dan kejahatan. Operasi ini melibatkan TNI, Polri, maupun dari jajaran Pemda, serta segenap kekuatan masyarakat lainnya. Sasaran utama adalah masyarakat dapat melaksanakan kegiatan hari raya, hari besar umat Islam dengan aman dan nyaman," ujar Tito di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).

Soal mudik, Tito mendorong masyarakat tidak menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Dia mengatakan, kendaraan roda dua lebih rawan kecelakaan dibanding kendaraan lain. Dia pun menyarankan masyarakat ikut program mudik bersama yang digelar berbagai pihak.

"Tadi pagi pak Gubernur DKI sudah melepas mudik bersama. Nanti kita lakukan dari BUMN dan yang membuat kegiatan mudik bersama lebih banyak, sehingga tidak menggunakan kendaraan yang rawan seperti roda dua," kata Tito.

Operasi Ketupat 2018 menurunkan 117.000 personel gabungan dari TNI, Polri, Pemda, serta ormas. Mereka akan bertugas mengamankan lingkungan dari potensi kerawanan kejahatan konvensional, seperti copet jambret, hipnotis, dan bius.

Selain itu, personel ini juga akan mengawasi stabilitas suplai bahan pangan dan distribusinya. Sebab, saat Lebaran tiba, kebutuhan sumber pangan akan tinggi. Ini pula yang memicu munculnya mafia penimbunan bahan pangan.

"Biasanya hari raya demand tinggi, problem kita tinggal mengawasi distribusi agar jangan sampai ada penimbunan ada mafia yang lain. Mudah-mudahan ini bisa menekan niat mereka untuk memainkan komoditas pangan ini," tuturnya.

Tito juga mengingatkan adanya ancaman terorisme yang beberapa bulan ini terjadi. Dia pun memastikan aparat keamanan telah mengantisipasi ancaman itu.

"Sampai hari ini sudah 96 tersangka yang ditangkap 14 di antaranya tewas tertembak pada saat melakukan penangkapan perlawanannya. Operasi akan terus berlanjut untuk mendeteksi sel-sel jaringan teroris," ungkap Tito.

"Kita berharap dengan semua kegiatan ini bersamaan ini dapat membuat masyarakat merasa aman dan nyaman dalam merayakan hari suci hari raya dan rangkaian rangkaian kegiatan ini," tambah Tito.