Sembako tersebut berisi beras, gula pasir, minyak, mie instan, kecap, dan teh yang dibungkus dalam kantong berlogo Partai Demokrat.
Sembako itu dijual dengan cara melakukan penukaran kupon seharga Rp25.000 yang dibagikan lewat RT masing-masing.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sembako murah tersebut merupakan bentuk kepedulian partainya kepada rakyat.
Acara ini pun menjadi nostalgia baginya sebagai presiden RI keenam. Kala itu, dia punya program bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga miskin.
"Dulu di zaman kita ada BLT, BLSM dan bantuan lain. Kalau tidak disukai, tidak apa-apa. Tapi, apapun namanya, tolong bantu rakyat kecil," kata SBY di Kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
SBY membagikan sembako kepada masyarakat (Diah/era.id)
Dia mengatakan, acara penjualan sembako ini menggunakan anggaran internal Partai Demokrat dan bukan dari anggaran negara. Selain itu, kata dia, acara kali ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Acara ini pun bertujuan untuk saling berbagi di bulan Ramadan ini.
"Ini dibiayai oleh kader demokrat, kami iuran. Ini bukan menggunakan uang negara. Kami para kader hanya berbagi rezeki kepada saudara ya yang kita cintai bersama, teruslah buat seperti itu," kata dia.
Program BLT ini muncul pada 2005 saat SBY menjadi presiden. Saat itu, SBY mengeluarkan kebijakan untuk memotong subsidi bahan bakar minyak. Dari pemotongan anggaran itu, pemerintah mengalihkannya kepada program BLT. Program BLT ini bernilai Rp300.000 yang dibagikan kepada satu kepala keluarga selama 3 bulan sekali.