Dikutip dari Antara, Sabtu (9/6/2018), sejumlah TKI tengah mengantri di Dermaga ASA Niaga, Harbor City, Malaysia untuk memesan tiket pulang. Para TKI memilih moda transportasi laut karena harganya yang lebih murah.
"Saya membeli tiket feri kembali ke kampung halaman di Aceh pekan lalu," ujar Aldian (36), kutip era.id.
Direktur Eksekutif ASA Group Azrin Shaari mengatakan pada tahun ini sekitar 30.000 orang Indonesia akan melakukan mudik ke Indonesia dalam enam hari pertama libur lebaran. Setidaknya ada 15 kapal Feri yang siap memberangkatkan tenaga kerja asal Indonesia dari Dermaga Dumai dan Dermaga Tanjong Balai Asahan.
"Setiap feri menampung 400 penumpang. Jika ke Dumai, perjalanan memakan waktu tiga setengah jam dan dengan tiket RM130. Kalau ke Tanjong Balai Asahan empat setengah jam dengan tiket RM140," ucapnya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur Rusdi Kirana mengatakan pihaknya pada Jumat (8/6) melakukan pemantauan mudik WNI di Kuching yang memanfaatkan libur panjang.
"Karena libur panjang sepuluh hari sehingga mereka berbondong-bondong pulang. Ada baiknya juga libur sepuluh hari," katanya.
Tentang imbauan agar tidak menggunakan tongkang, dia mengatakan sebaiknya persoalan TKI diselesaikan sehingga mereka tidak menggunakan "jalan tikus" atau jalur ilegal.
"Seharusnya tongkang yang muatnya 30 orang jadi 50 orang saat ombak besar dia pecah. Saat saya ke Sarawak semua mencari pekerja kita. Kalau izin tidak dikeluarkan akhirnya menggunakan jalan tikus dan ilegal," Imbau Rusdi.