Menkes: Perbanyak Minum Air Saat Mudik

| 13 Jun 2018 07:30
Menkes: Perbanyak Minum Air Saat Mudik
Menkes Nila F Moeloek (Jafrijal/era.id)
Jakarta, era.id - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengimbau para pemudik untuk memanfaatkan layanan kesehatan di tiap-tiap pemberhentian. Selain berguna untuk menjaga kondisi dan stamina kesehatan selama perjalanan arus mudik lebaran.

"Banyak minum air putih agar tidak dehidrasi, dan tidak menggunakan obat-obatan yang membuat kantuk dan minuman berakohol saat mengemudi," kata Menkes Nila dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (12/2/2018).

Nila juga meminta para pemudik untuk beristirahat di posko-posko kesehatan gratis yang telah disediakan pemerintah. Menurutnya, tiba sampai kampung halaman memang baik, namun menjaga keselamatan dan kesehatan diri dalam perjalanan lebih utama.

"Untuk yang sakit dapat memanfaatkan pos kesehatan dan cek kesehatan. Alat kesehatan sudah cukup lengkap. Kami juga telah. menyiapkan ambulans jika memang pasien ada yang perlu dirujuk ke RS terdekat yang dapat dinikmati secara gratis," jelasnya.

"Prinsipnya adalah keselamatan itu dari diri sendiri karena kita punya tanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga. Jika lelah istirahat dan belajar untuk manajemen waktu," tambahnya.

Menkes juga mengucapkan terima kasih kepada polisi, tenaga kesehatan, dan TNI yang telah memberikan fasilitas dan meluangkan waktu untuk memberikan bantuan kepada masyarakat saat mudik lebaran tahun ini.

"Selamat bertugas untuk tenaga kesehatan dalam giat mudik lebaran tahun ini. Tetap semangat dan jaga kesehatan, untuk pengemudi hati-hati saat berkendara dan untuk pemudik selamat berjumpa dengan keluarga dan jangan lupa jaga kesehatan," sambung Nila.

Berdasarkan data harian sementara, tercatat beberapa kejadian penyakit dan kecelakaan yang telah ditangani di pos pelayanan kesehatan dari H-14 sampai dengan H-5, dengan total 104 pasien yang telah terlayani.

Gejala penyakit yang paling sering dialami para pemudik ialah demam, pusing, kelelahan; ISPA; gastritis dan hipertensi. Distribusi pasien berdasarkan golongan umur 19-40 tahun sebesar 74 persen, di atas 40 tahun 18 persen, 10-14 tahun 3 persen, 15-18 tahun 2 persen, 1-4 tahun 2 persen, dan 5-9 tahun 1 persen.

Rekomendasi