Lapas Cipinang Mengeluh Kelebihan Kapasitas

| 15 Jun 2018 16:03
 Lapas Cipinang Mengeluh Kelebihan Kapasitas
Kepala Lapas Cipinang Slamet Prihantara. (Agatha/era.id)
Jakarta, era.id - Kelebihan kapasitas narapidana menjadi salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. 

Kepala Lapas Cipinang Slamet Prihantara mengatakan, kapasitas lapas normalnya menampung 884 narapidana, namun saat ini jumlahnya membludak hingga 3.508 narapidana.

"884 itu kapasitas ya. Sementara isinya hari ini adalah 3.508. Tadi sudah saya katakan bahwa kita sudah overload itu sudah lebih dari 300 persen,” tutur Prihantara di Lapas Cipinang, Jumat (15/6/2018).

Kelebihan kapasitas akhirnya berdampak ke banyak hal di dalam lapas, salah satunya adalah sel yang harus diisi banyak orang dan berdesakan. 

Prihantara menggambarkan, satu sel yang seharusnya diisi tiga narapidana, terpaksa harus diisi sebelas narapidana karena kelebihan kapasitas ini.

"Kalau kamar, kita ada 360-an. Satu kamar itu tipe 3 seharusnya diisi 3 orang. Tipe 5 ya 5 orang, begitupun tipe 7 seharusnya 7 orang. Apa yang terjadi dengan overcapacity ini adalah satu kamar yang seharusnya diisi 3 orang, harus diisi 11," tuturnya.

Selain permasalahan kamar sel yang berdesakan, salah satu yang paling menjadi perhatian bagi Prihantara adalah soal septic tank untuk menampung tinja para narapidana. 

Kata dia, harus ada pembersihan dan penjagaan ekstra setiap harinya untuk mencegah septic tank tersebut meluap atau merembes karena kelebihan muatan.

"Gambarannya, septic tank yang tadinya hanya untuk orang 10, sekarang untuk orang 50. Akhirnya hampir setiap hari saya harus minta tolong sama dinas kebersihan dalam hal bantuan mobil sedot tinja,” kata dia.

"Makanya sebelum saya pulang saya selalu pastikan saluran air berjalan dengan baik, tidak ada luapan tinja. Kalau ada luapan, secepatnya besok pagi harus ada mobil tinja didatangkan," tambahnya.

Baca Juga : Perayaan Lebaran Tahanan di Rutan KPK

Belum lagi masalah kebutuhan primer seperti pangan para narapidana yang juga berdampak. Prihantara mengaku sedikit kesulitan untuk mendapatkan pencairan dana dari Kementrian Keuangan soal dana pangan para narapidana. Ia mengatakan negara pun terpaksa harus mengutang agar 3.000 lebih narapidana ini dapat makan dengan anggaran Rp18.000 per hari.

"Mau tidak mau akhirnya saya membuat hubungan dengan pihak ketiga, saya bilang bahwa hingga Desember nanti kemungkinan negara akan berhutang sekian dan sekian. Anggaran konsumsi sehari 18.000 per orang. Dapat apa 18.000? Makannya 3x sehari," tuturnya.

Tags : lapas
Rekomendasi