Syarief menjelaskan bahwa keputusan mendukung Agus menjadi capres atau cawapres pada Pemilu 2019 merupakan keputusan Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Nusa Tenggara Barat (NTB) 2017.
Sebelumnya, Agus diusung menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Setelah kalah di Jakarta, Agus banyak melakukan safari politik ke sejumlah daerah dan menemui tokoh-tokoh nasional.
"Bahwa memang Mas Agus kami siapkan untuk pemimpin masa depan. Apakah capres atau cawapres," kata Syarief, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2017).
Syarief menjelaskan, Agus tetap didukung Demokrat meski statusnya bukan kader. Menurut Syarief, keputusan mendukung putra Ketua Umum Partai Demokrat itu menjadi capres atau cawapres sudah disetujui bulat internal partainya.
"Iya, dia tidak termasuk dalam struktur Partai Demokrat sekali pun lahir di sekeliling orang-orang Demokrat tapi dia tidak masuk dalam struktur Partai Demokrat, bukan pengurus ya," ujar Syarief.
Berdasarkan hasil survel Indo Barometer, elektabilitas Agus mencapai 17,1 persen jika dipasangkan dengan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Survei Indo Barometer dilaksanakan pada 15-23 November 2017 di 34 Provinsi di Indonesia. Jumlah sampel survei tersebut 1.200 responden.
Adpaun survei itu menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.