Cara Mengatasi Trauma Bencana Alam dengan Tepat, Sudah Tahu?

ERA.id - Suatu bencana, entah itu bencana alam ataupun yang timbul karena kelalaian manusia, pasti akan menimbulkan dampak emosional yang cukup serius untuk para korbannya. Walaupun seseorang bisa saja tidak mendapatkan cedera fisik yang serius, reaksi emosional yang disebabkan trauma ini dapat mangakibatkan efek samping yang mendalam apabila tidak diatasi dengan baik.

Oleh sebab itu, bagi mereka yang menjadi korban bencana, memahami respons atas peristiwa yang menyedihkan bisa membantu mereka untuk menangani perasaan, pikiran, dan perilaku secara efektif, dan juga membantu untuk memulihkan diri mereka.

Reaksi Naluriah Manusia terhadap Bencana

Sesudah terjadi bencana, orang kerap kali merasa heran, bingung, atau tidak mampu mencerna informasi yang memilukan. Ketika reaksi awal ini mereda, pada umumnya mereka akan melahirkan berbagai pikiran serta perilaku. Ada beberapa tanggapan umum yang dapat terjadi pada seseorang setelah selamat dari bencana, diantaranya:

Pola Pikir dan Perilaku yang berubah. Korban bencana bisa jadi akan selalu terbayang-bayang peristiwa itu dengan jelas. Tanpa alasan yang jelas, ingatan ini dapat terjadi dan berpotensi menimbulkan reaksi fisik seperti detak jantung yang cepat maupun berkeringat. Misalnya, sulit untuk berkonsentrasi atau menentukan keputusan. Pola tidur dan makan juga bisa saja menjadi tak teratur. Beberapa orang mungkin akan makan secara berlebihan dan terlalu banyak tidur, sedangkan yang lain akan kurang tidur dan nafsu makan mereka hilang.

Perasaan yang Intens atau Tak Terduga. Korban bencana bisa jadi akan merasa cemas, gugup, kewalahan, maupun sedih yang mendalam. Mereka juga pada umumnya merasa lebih mudah tersulut emosinya atau murung ketimbang biasanya.

Gejala Fisik yang Berkaitan dengan Stres. Mual, sakit kepala, dan nyeri dada bisa terjadi dan membutuhkan perawatan medis. Kondisi medis yang sebelumnya sudah ada juga dapat berpengaruh berupa stres terhadap bencana.

Kondisi rumah warga usai gempa Cianjur. (Ilham Apriyanto/ERA.id)

Sensitif terhadap Lingkungan. Suara sirine, suara keras, bau terbakar, maupun kondisi lingkungan lainnya bisa merangsang ingatan terhadap bencana yang mengakibatkan kecemasan yang meningkat. "Pemicu" ini mungkin disertai dengan ketakutan bahwa peristiwa yang mengundang stres akan kembali terulang.

Ketegangan pada Hubungan Interpersonal. Setelah bencana, konflik berpotensi meningkat, contohnya perselisihan yang lebih sering terjadi dengan anggota keluarga ataupun rekan kerja. Korban bencana bisa jadi akan kerap menyendiri, terisolasi, atau meninggalkan aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari.  

Cara Mengatasi Trauma Bencana Alam

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa kebanyakan orang cukup tangguh dan mampu bangkit kembali dari peristiwa traumatis dari waktu ke waktu. Orang bisa saja merasa stres setelah terjadinya bencana, tetapi kebanyakan orang dalam beberapa bulan dapat kembali beraktivitas seperti yang biasanya mereka jalankan sebelum bencana.

Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk kembali menata emosi dan mengendalikan rasa setelah bencana, diantaranya:

Komunikasikan Pengalaman Anda. Anda dapat mengekspresikan apa yang Anda rasakan dengan cara apa pun yang nyaman, contohnya seperti berbicara dengan keluarga atau teman dekat, menulis buku harian, atau melibatkan diri dalam aktivitas kreatif.

Menggabungkan diri dengan Kelompok Pendukung. Temukan kelompok pendukung yang didampingi oleh para profesional yang terlatih dan berpengalaman. Kelompok dukungan sering disediakan untuk korban bencana. Diskusi kelompok bisa membantu Anda untuk menyadari bahwa Anda tidak sendirian.

Beri Waktu untuk Penyesuaian Diri. Masa-masa setelah bencana dapat menjadi momen yang begitu sulit dalam hidup. Biarkan diri Anda merasakan kesedihan atau kehilangan yang Anda alami dan cobalah untuk bersabar dengan perubahan kondisi emosional.

Cegah Stres dengan Terapkan Gaya Hidup Sehat. Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang dan perbanyak istirahat. Jika Anda terus-menerus mengalami kesulitan tidur, Anda bisa menanganinya melalui teknik relaksasi. Hindari alkohol dan obat-obatan sebab bisa menjadi pengalihan yang berbahaya.

Minta Dukungan. Dukungan dari orang yang berkenan mendengarkan dan berempati dengan situasi yang Anda alami juga cukup penting. Dukungan sosial merupakan komponen kunci untuk memulihkan diri pasca bencana. Keluarga dan teman dapat Anda jadikan tempat bersandar. Anda juga bisa mendapatkan dukungan dari mereka yang juga selamat dari bencana karena pengalaman yang serupa.

Jalani Kembali Rutinitas Harian. Anda dapat menjalankan beberapa hal seperti tidur dan bangun dengan siklus yang teratur atau melakukan program olahraga. Jalanilah beberapa rutinitas positif untuk mendapatkan hal baru selama masa sulit ini, misalnya dengan melakukan hobi, berjalan-jalan di taman, atau membaca buku yang menyenangkan.

Demikianlah beberapa langkah atau cara mengatasi trauma bencana alam yang dapat dilakukan saat Anda menjadi korban bencana alam. Semoga bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…