Mau Nikah dengan Nuansa Adat Jawa? Berikut 10 Istilah Pernikahan Adat Jawa

ERA.id - Pernikahan dengan unsur adat daerah masing-masing merupakan Salah satu cara untuk melestarikan dan mewariskan kebudayaan Indonesia dari generasi ke generasi. Sebab di dalam prosesi pernikahan adat terkandung unsur-unsur kearifan, falsasi, dan pesan-pesan leluhur bangsa Indonesia. Barangkali diantara pembaca ada yang berminat untuk menggelar prosesi nikah dengan nuansa adat, khususnya Jawa. Berikut ini istilah-istilah dalam pernikahan jawa yang perlu kamu tahu.

Pernikahan Putri Tanjung dengan Guinandra Jatikusumo dengan adat Jawa. (Instagram @bubahalfian)

1. Nontoni

Nontoni berasal dari kata nonton yang artinya melihat. Maka dalam prosesi pernikahan adat jawa nontoni merupakan salah satu rangkain pernkahan untuk melihat dari dekat keberadaan keluarga dan gadis yang sesungguhnya. Prosesi ini harus dilakukan oleh seorang congkok (wali) atau wakil dari keluarga pria yang akan mencari jodoh. Saat ini prosesi ini sering dirangkap dengan meminang, padahal hal ini lain dengan meminang.

2. Lamaran (Meminang)

Lamaran sering dikenal dengan istilah meminang. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, prosesi ini dilakukan setelah prosesi nontoni. Dalam prosesi meminang ini biasanya akan dibicarakan penentuan tanggal sesuai dengan weton kedua calon mempelai, dan momen ini sangat krusial karena ada dua kemungkinan, yakni pernikahan dapat dilanjutkan atau tidak. Kalau ternyata ada kecocokan, maka congkok (wali atau wakil keluarga) meneruskan tugasnya untuk mengadakan perundingan lebih lanjut dengan istilah ngebunebun esuk, anjejawah sonten.

3. Peningset

Nah ini sudah tidak banyak orang tahu saat ini. Prosesi peningset adalah prosesi tukar cincin antara 2 calon mempelai. Sekarang ini prosesi ini sering dijadikan satu dengan lamaran (meminang).  Jadi bagi kamu ingin pernikahanmu berjalan dengan khidmat sesuai dengan adat Jawa. Lakukan sesuai dengan urutan ya gaes.. Karena pasti di dalamnya ada maksud-maksud tersembunyi dari leluhur kita.

4. Serahan

Serah-serahan dalam pernikahan adat Jawa biasa disebut dengan pasok tukon. Prosesi  ini biasanya terjadi bila hari pernikahan sudah dekat, yang mana keluarga calon pengantin pria memberikan hadiah kepada keluarga calon pengantin putri dengan sejumlah hasil bumi, peralatan rumah tangga, dan kadang-kadang disertai sejumlah uang. Barang-barang dan uang ini lah yang nantinya akan dipergunakan pada prosesi resepsi.

5. Pingitan

Ini juga sudah hampir hilang pada zaman modern ini. Prosesi ini adalah prosesi untuk menyembunyikan/memisahkan sementara kedua mempelai. Baru saat menjelang pernikahan, kurang lebih tujuh hari sebelumnya, calon pengantin wanita dilarang keluar rumah dan tidak boleh menemui calon pengantin pria dan terkadang dianjurkan juga untuk puasa. Selama masa pingitan calon pengantin wanita melulur seluruh badan atau merawat diri.

6. Tarub

Istilah yang umum ada dalam pernikahan adat Jawa adalah tarub. Seminggu sebelum acara pernikahan dimulai, pihak keluarga calon pengantin wanita memasang tarub dan tratak, yaitu pemasangan janur kuning, pisang suluhan, kelapa muda dan berbagai dedaunan hijau lainnya. Seluruh elemen hias yang dibuat dalam tradisi adat Jawa. Jadi gaes, pernikahan adat jawa ini memang sebaiknya dilakukan di halaman rumah ya, bukan di gedung.

7. Siraman

Prosesi ini sangat identic dengan pernikahan adat Jawa. Pada prosesi ini setelah siraman, calon pengantin wanita dipaes (make up) lalu dilanjutkan dengan selamatan.

8. Midodareni

Menjelang malam hari, dalam pernikahan adat Jawa, pengantin wanita mengadakan midadoreni, yaitu calon pengantin pria diantar ke rumah calon pengantin wanita oleh kerabat dekat dan seorang yang dianggapnya dapat mewakili orangtua pengantin pria.

9. Panggih/Temu manten

Prosesi ini menjadi salah satu rangkaian yang paling mengangkan, setelah semalam kedua mempelai saling bertemu, pagi harinya digelar ijab kabul atau akad nikah, disusul dengan upacara panggih atau bertemu secara tatap muka antara kedua mempelai. Di dalam prosesi ada satu prosesi yang membuat semua hadirin menangis, yakni saat sungkeman kedua mempelai kepada kedua orang tua dan mertua.

10. Ngunduh Manten/Iring-iring

Setelah semua prosesi selesai diselenggarakan di rumah orangtua pengantin wanita, beberapa hari kemudian orangtua pengantin pria ingin mengundang sanak keluarga dengan maksud untuk memperkenalkan pengantin baru. Dalam pernikahan adat Jawa acara ini dinamakan ngunduh mantu atau ngunduh manten/iring-iring. Biasanya orangtua pengantin pria yang ingin merayakan pesta perkawinan putranya.

Itulah 10 istilah dalam prosesi pernikahan adat Jawa dan maknanya. Apakah kamu juga pernah menjalani prosesi pernikahan adat Jawa di atas?

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…