Mengenal Apa Itu Workaholic, Ciri-Ciri, dan Dampak Buruknya

ERA.id - Sebagian orang bingung saat membedakan pekerja keras dengan pecandu kerja (workaholic). Untuk bisa membedakan dua hal tersebut, Anda perlu tahu dulu apa itu workaholic

Anda pasti sepakat bahwa bekerja merupakan hal yang penting, baik untuk mendapatkan pemasukan maupun mengembangkan potensi diri. Tak heran jika orang memberikan yang terbaik untuk pekerjaan yang digelutinya. Namun dalam kondisi tertentu, orang malah terobsesi dengan pekerjaannya.

Mengenal Apa Itu Workaholic

Dikutip Era dari hellosehat, penelitian menunjukkan bahwa 7,8% manusia di dunia termasuk pecandu kerja atau workaholic. Sebutan ini melekat pada orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja (melebihi jam kerja normal).

Ilustrasi pekerja bertingkah gila karena gila kerja (freepik)

Ada kemungkinan pecandu kerja menjadikan pekerjaannya sebagai pelarian dari rasa bersalah dan kecemasan akibat suatu masalah. Namun, kecanduan kerja atau gila kerja bisa membuat seseorang tak lagi melakukan hobinya, olahraga, dan menjalin hubungan sosial dengan orang terdekat.

Kecanduan kerja (workaholism) merupakan istilah yang menggambarkan kondisi butuh terus bekerja yang tidak terkendali. Sementara, workaholic merupakan sebutan bagi orang yang punya kondisi tersebut.

Workaholism bukan termasuk kondisi medis atau gangguan kejiwaan sebab tidak termasuk dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ). PPDGJ merupakan standar gangguan kejiwaan yang digunakan oleh tenaga kesehatan jiwa di dunia.

Penyebab dari tidak dimasukannya workaholism dalam gangguan kejiwaan adalah kecanduan kerja masih bisa memiliki sisi positif—tidak selalu dinilai sebagai masalah. Kerja secara berlebihan kadang dihargai secara finansial dan budaya masyarakat tertentu. Workaholism bisa dianggap sebagai masalah jika telah menyebabkan masalah dengan cara yang sama seperti kecanduan-kecanduan yang lain.

Untuk diketahui, istilah workaholic lahir dari masyarakat awam, bukan medis. Workaholic dianggap sama seperti alcoholic (pecandu alkohol). Namun, kecanduan kerja tidak bisa dinilai sebagai hal normal sebab bisa menyebabkan sejumlah masalah pada si workaholic.

Ciri-Ciri Workaholic

Ada beberapa ciri yang menunjukkan bahwa seseorang tengah menjadi seorang workaholic. Beberapa dari ciri tersebut bisa dilihat oleh orang lain, tetapi yang lebih dibutuhkan adalah kesadaran dari si workaholic.

·         Kesibukan meningkat tanpa peningkatan produktivitas.

·         Terobsesi untuk bekerja dengan waktu lebih lama, porsi lebih banyak, dan aktivitas yang lebih sibuk.

·         Waktu yang digunakan untuk bekerja lebih banyak dari yang diinginkan oleh orang terkait.

·         Berlebihan dalam bekerja demi mempertahankan harga diri.

·         Bekerja dengan tujuan mengurangi depresi, rasa bersalah, cemas, atau putus asa.

·         Tidak peduli dengan saran atau permintaan dari orang lain untuk mengurangi porsi pekerjaan.

·         Punya masalah dengan keluarga, pasangan, atau teman dekat akibat kesibukan pekerjaan.

·         Punya masalah kesehatan akibat stres yang muncul karena pekerjaan atau berlebihan dalam bekerja.

·         Pekerjaan digunakan sebagai pelarian dari suatu masalah.

·         Merasa tertekan jika tidak bekerja.

·         Bekerja secara berlebihan akan “kambuh” setelah mencoba mengurangi atau menghentikan aktivitas pekerjaan.

Dampak Buruk Workaholism

Sebagian orang, bahkan budaya, memberikan apresiasi kepada orang yang bekerja secara berlebihan. Namun kecanduan kerja sebenarnya akan menimbulkan masalah. Kecanduan kerja didorong oleh paksaan, bukan karena dedikasi secara wajar.

Orang-orang yang jadi korban dari workaholism (workaholic) mungkin sangat tidak senang dan menderita akibat bekerja. Ada kemungkinan orang-orang tersebut terlalu memikirkan pekerjaan dan merasa tidak mampu mengendalikan keinginan untuk bekerja.

Workaholic mungkin menghabiskan waktu dan energi dalam jumlah yang terlalu banyak untuk pekerjaan. Hal tersebut sangat mungkin mengganggu aktivitas atau kehidupan di luar pekerjaan.

Banyak penelitian membuktikan bahwa tekanan di lingkungan kerja yang berlebihan bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa serius, misalnya depresi. Selain itu, workaholic mungkin kurang memerhatikan kesehatannya sebab orang tersebut kurang tidur, makan tidak teratur (bahkan kurang makan), dan berlebihan konsumsi kafein.

Itulah penjelasan mengenai apa itu workaholic, ciri-ciri, dan dampak buruk yang bisa dialami. Bekerja adalah hal yang baik, tetapi jika berlebihan hal buruk bisa terjadi.