Perjalanan Zhang Hongchao, Pemilik Mixue yang Kini Jadi Salah Satu Bos Franchise Terbesar
ERA.id - Dalam beberapa waktu terakhir, Mixue menjadi pembicaraan warganet. Penyebabnya adalah menjamurnya toko es krim dan teh asal China ini, padahal belum lama menginjakkan kaki di Indonesia. Meski demikian, perjuangan pemilik Mixue, Zhang Hongchao tidak dilakukan dalam waktu singkat.
Mixue masuk Indonesia pada 2020. Namun, sejauh ini toko Mixue di Tanah Air sudah lebih dari 300 gerai. Pertumbuhan Mixue di Indonesia bahkan lebih cepat dari McDonald’s. McDonalds pertama kali hadir di Indonesia pada 1991, tetapi hingga 2020 jumlah gerainya baru sekitar 227 gerai.
Dikutip Era dari Kompas, saat ini Mixue menjadi satu di antara 7 franchise terbanyak di dunia. Produk asal China ini bersaing dengan produk-produk kenamaan Amerika Serikat, seperti KFC, Starbucks, dan McDonald's.
· McDonald’s: 40.030 gerai
· Subway: 37.000 gerai
· Starbucks: 33.833 gerai
· KFC: 26.934 gerai
· Mixue: 21.582 gerai
· Burger King: 19.247 gerai
· Domino's Pizza: 18.848 gerai.
Perjuangan Pemilik Mixue Zhang Hongchao
Zhang Hongchao, pencetus dan pemilik Mixue, merintis bisnis es krim dan teh tersebut sejak 1997 sejak masih berstasut mahasiswa. Pada masa tersebut, Hongchao bekerja paruh waktu di toko minuman dingin yang menjual es serut.
Dia kemudian melihat peluang bisnis dari apa yang dilakukan. Hongchao pun akhirnya memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri pada 1999.
Modal awal yang digunakan untuk merintis bisnisnya berasal dari pinjaman sang nenek sebesar 4.000 yuan (sekitar Rp9 juta dengan kurs saat ini). Nama yang digunakan oleh Hongchao untuk bisnis awalnya adalah ‘Cold Stream Shaved Ice’. Gerai tersebut menjual es serut, es krim, teh susu, dan smoothie.
Pada masa tersebut, modal yang dimiliki oleh Hongchao terbilang tidak besar. Toko pertama yang dimiliki Hongchao hanya berisi satu lemari es, beberapa bangku, dan meja lipat. Mesin es serut pertama Hongchao bahkan adalah hasil ratikan sendiri.
Setelah beberapa waktu berjalan, Hongchao melakukan inovasi terhadap produk yang dijualnya. Dia menjual teh susu. Pada masa awal perjalanan bisnisnya, penghasilan Hongchao bisa mencapai lebih dari 100 yuan per hari (sekitar Rp225.000 dengan kurs saat ini).
Franchise Mixue
Pada masa awal bisnis, Hongchao menghargai produk es krimnya sebesar 2 yuan (sekitar Rp4.500). Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan produk toko lain yang menjual es krim dengan harga sekitar 10 yuan atau (sekitar Rp22.500).
Harga yang murah membuat konsumen dari berbagai kalangan bisa menikmati produk buatan Hongchao. Tokonya pun diserbu pembeli, bahkan terjadi antrean yang sangat panjang.
Pada 2006, Hongchao mendapatkan keuntungan yang besar. Dia akhirnya memutuskan untuk membuka franchise atau waralaba Mixue. Hal tersebut menghasilkan lusinan toko Mixue di Provinsi Henan, China.
Pada 2008, Mixue telah memiliki toko franchise lebih dari 180 gerai. Selang beberapa tahun, Hongchao mendirikan beberapa perusahaan untuk menyokong bisnis utama. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Mixue Bingcheng Co., Ltd. Pada bidang manajemen dan operasi, Henan Daka Food Co., Ltd. pada bidang R&D dan produksi, serta Shangdao Intelligent Supply Chain Co., Ltd. pada bidang pergudangan dan logistik.
Mixue Milik Zhang Hongchao ke Luar Negeri
Beberapa tahun berjalan, waralaba Mixue merambah pasar luar negeri. Pada 2019, jumlah gerai Mixue Bingcheng sudah lebihi dari 7.000 gerai. Pada pertengahan 2020, cabang gerai Mixue lebih dari 10.000 gerai.
Pada Oktober 2021, jumlah toko Mixue Bingcheng telah telah dua kali lipatnya, yaitu lebih dari 20.000 gerai. Toko yang menjamur di berbagai dunia ini tentu menghadirkan keuntungan yang besar.
Pada Januari 2021, Mixue Bingcheng menerima pembiayaan 2 miliar yuan yang dipimpin oleh Hillhouse Capital Group dan Meituan Longzhu. Saat ini, pemilik Mixue Zhang Hongchao memiliki perusahaan dengan nilai lebih dari 20 miliar yuan (sekitar Rp40 triliun).