Memahami Perbedaan Simpati dan Empati, Ini Soal Rasa dan Sikap

ERA.id - Simpati dan empati merupakan istilah yang kerap disalahartikan sebagai hal yang sama. Itu adalah hal yang tidak mengherankan sebab perbedaan simpati dan empati terbilang sangat tipis.

Untuk memahami perbedaan kedua kondisi ini, hal awal yang perlu dilakukan adalah meninjau makna di KBBI. Simpati memiliki makna keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. Sementara, empati memiliki makna keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

Perbedaan Simpati dan Empati

Ilustrasi orang bersimpati kepada orang lain (unsplash)

Simpati dan empati sama-sama sikap terhadap kondisi orang lain. Salah satu hal yang membedakan simpati dan empati adalah respons dari orang yang mengetahui kondisi dari pihak pertama (pihak yang mengalami suatu kondisi). Hal yang lain adalah perasaan dari pihak kedua terkait kondisi pihak pertama. Secara umum, empati berupa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sedangkan simpati tidak sedalam itu.

·         Memahami empati

Dikutip Era dari kampuspsikologi, menurut Eisenberg dalam Gazzaniga, Heatherton, and Halpern (2016) empati yang manusia timbul melalui perasaan saling memahami kondisi emosional dan merefleksikan perasaan orang yang sedang mengalami perasaan tersebut pada situasi tertentu.

Empati mendasari sikap saling percaya antara seseorang dengan lawan bicara. Penyebabnya, terdapat perasaan dimengerti dan pengalaman yang sama antara penutur dengan lawan tutur (atau pihak pertama dengan pihak kedua). Pengalaman yang dimiliki oleh pihak kedua membuat apa yang dialami oleh pihak pertama menjadi sesuatu yang relatable. Pemahaman yang mendalam pun bisa terjadi.

Sebagai contoh sederhana, saat sahabat Anda putus cinta kemudian bercerita kepada Anda mengenai hal tersebut. Sahabat Anda tentu merasa sedih dengan sangat mendalam.

Jika Anda pernah mengalami putus cinta dan Anda sangat memahami sahabat Anda tersebut, Anda bisa mengidentifikasi rasa sedih yang dialami oleh sang sahabat dengan baik. Anda merasakan seperti apa sakit yang sedang dirasakan oleh sang sahabat.

Anda tidak hanya memahami perasaan sahabat saat bercerita dan mulai menitihkan air mata. Namun, Anda juga merasakan susahnya menghadapi hal tersebut dan fase-fase yang akan dialami setelah putus cinta. Tak jarang, Anda juga bisa merasakan kegundahan yang dirasakan oleh sang sahabat sebelum akhirnya putus cinta.

Anda menempatkan diri Anda pada posisi sang sahabat sehingga berbagai gejolak yang dirasakan oleh sang sahabat bisa Anda pahami dan rasakan. Memang, hal tersebut tidak sama 100% sama seperti yang dirasakan oleh sang sahabat ataupun kondisi psikologisnya, tetapi Anda telah merasakan kedalaman dari rasa sakit tersebut.

·         Memahami simpati

Simpati didefinisikan sebagai perasaan kasihan, sedih, atau senang terhadap kondisi yang dialami oleh orang lain. Eisenberg dalam Gazzaniga, Heatherton, and Halpern (2016) memberikan penjelasan bahwa simpati berkebalikan dengan empati, yaitu simpati timbul dari perasaan perhatian, kasihan, atau kesedihan terhadap satu sama lain.

Tingkat identifikasi dan pemahaman simpati tidak sedalam empati. Meski demikian, simpati tetap menggerakkan seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang lain (jika dalam kondisi sedih atau susah). Bisa dibilang, simpati melibatkan perasaan “terhadap” orang yang mengalami, sedangkan empati melibatkan perasaan “bersama” orang yang mengalami.

Itulah perbedaan simpati dan empati secara ringkas. Simpati bisa membuat seseorang mendapatkan bantuan dari orang lain, tetapi empati bisa membuat seseorang merasa dimengerti.