Ravi VIXX Diduga Gunakan Jasa Calo untuk Hindari Wajib Militer, Agensi Langsung Ambil Tindakan
ERA.id - Warga Korea Selatan dihebohkan dengan sejumlah broker atau jasa perantara yang mengaku membantu para pria untuk menghindari wajib militer atau wamil. Ravi VIXX diduga menjadi salah satu klien mereka untuk menghindari tugas sebagai tentara aktif di militer.
Dugaan Ravi VIXX sebagai salah satu klien ini terungkap usai broker tersebut mengaku kliennya berasal dari berbagai kalangan, termasuk selebriti. Ciri-ciri salah satu selebriti yang menggunakan jasa mereka diungkap dan mendekati sosok Ravi.
Mereka menyebut bahwa selebriti itu adalah seorang rapper yang menerima penilaian militer Tingkat 4 (tugas non-aktif) melalui mereka. Sang rapper itu mengundurkan diri dari variety show pada Mei tahun lalu dan mendaftar wamil sebagai pekerja layanan sosial di bulan Oktober.
Ciri-ciri itu disebut mendekati dengan Ravi VIXX, yang mana ia mengundurkan diri dari variety show 2 Days & 1 Night pada Mei, kemudian memulau wajib militernya pada Oktober. Selain itu, Ravi juga merupakan seorang rapper.
Agensi yang menaungi Ravi, GROOVL1N akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait dugaan ini. Mereka mengaku masih memeriksa kebenarannya dan tidak bisa dilakukan dengan cepat lantaran Ravi sedang menjalani wamilnya.
"Setelah menerima laporan tersebut, kami memeriksa dengan cermat kebenaran tentang situasi tersebut. Memang benar kita harus memberikan pernyataan secepat mungkin, tapi karena masalah terkait tugas militer, kami pikir tepat untuk mengetahui detailnya lebih dahulu baru memberikan penjelasan," ujar agensi, dilansir dari Soompi, Jumat (13/1/2023).
Tak hanya itu, agensi juga menegaskan bahwa jika dilakukan penyelidikan atas kasus ini, Ravi akan bersikap kooperatif.
"Jadi kamu sedang mencari tahu rinciannya. Selain itu jika ada permintaan penyelidikan terkait kasus ini, Ravi akan menjalaninya dengan setia kapan saja," pungkas agensi.
Sementara itu, modus broker wamil di Korea Selatan ini menunjuk klien mereka ke ahli saraf di sebuah rumah sakit besar di Seoul. Kemudian klien diberikan diagnosis medis epilepsi palsu untuk membantu mereka dibebaskan dari wamil atau menermia tugas militer yang lebih rendah.