Alasan PM Selandia Baru Mundur dari Jabatan dan Profil Singkatnya
ERA.id - Kabar mengejutkan datang dari Selandia Baru. Sang Perdana Menteri (PM), Jacinda Ardern, akan mundur dari jabatannya bulan depan, tepatnya 7 Februari. Alasan PM Selandia Baru mundur terbilang unik sebab jarang ada pada pemimpin negara lainnya.
Ardern mengatakan bahwa dirinya sudah tidak memiliki “kapasitas” untuk memimpin. Dia menyampaikan kabar pengunduran dirinya pada Kamis, 19 Januari 2023.
Alasan PM Selandia Baru Mundur
Ardern mengaku keputusan pengunduran diri dari kursi PM adalah keputusannya sendiri. Dia merasa tugas tersebut istimewa, tetapi menantang.
“Ini keputusan saya sendiri. Memimpin negara adalah pekerjaan paling istimewa yang bisa dimiliki seseorang, tetapi juga yang paling menantang,” terangnya, dikutip Era dari CNN.
“Anda tak bisa dan jangan melakukan pekerjaan seperti itu kecuali memiliki tabung yang penuh, sekaligus pengganti bagi tantangan yang tak direncanakan dan diharapkan,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan soal jumlah pekerjaan yang dia ambil dan beberapa krisis yang dia hadapi bersama pemerintahannya. Beberapa krisis tersebut adalah pandemi COVID-19, teror Christchurch, dan letusan gunung berapi di Te Puia o Whakaari (Pulau Putih).
Rencana untuk mengundurkan diri sudah mudali ada di benak Ardern sejak akhir 2022. Setelah beberapa tahun menjadi PM Selandia Baru, dia menyadari sebuah makna menarik dari seorang politikus.
“Sudut pandang menarik yang bisa Anda temukan adalah setelah 6 tahun mendapat tantangan besar, saya adalah manusia. Politikus adalah manusia,” ungkapnya.
“Kami memberikan yang kami bisa, dan inilah saatnya. Bagi saya, ini adalah saatnya,” lanjut Ardern.
Selain itu, dia juga menjabarkan pencapaiannya bersama selama menjabat PM, antara lain soal undang-undang perubahan iklim dan kemiskinan anak.
“Saya tak mau 5,5 tahun ini hanya mengenai tantangan saja. Bagi saya, ini juga adanya perkembangan,” katanya.
Melepas jabatan bukanlah keputusan yang diambil tanpa dipikirkan dengan panjang. Perempuan 42 tahun itu telah mempertimbangkannya sejak liburan musim panas.
"Saya berharap, bahwa saya akan menemukan apa yang saya perlukan untuk melanjutkannya atau tidak, tapi sayangnya, saya belum bisa, dan saya akan merugikan Selandia Baru kalau melanjutkan," jelasnya.
Profil Jacinda Ardern
Lima tahun duduk di kursi PM, capaian Ardern di kancah global cukup menarik. Ardern membawa bayinya ke rapat PBB dan memakai kerudung setelah terjadi serangan teror terhadap dua masjid di Christchurch. Hal ini kemudian menyita perhatian dunia.
Dilansir AFP, awal karier politik Ardern dimulai setelah dirinya mendapatkan gelar sarjana komunikasi dan bekerja di kantor mantan PM Helen Clark. Setelah itu, dia ke Inggris dan menjadi penasihat kebijakan dalam pemerintahan Tony Blair.
Pada 2008 dia terpilih sebagai anggota parlemen Selandia Baru. Pada Maret 2017, Ardern terpilih menjadi Wakil Ketua Partai Buruh. Ketika itu dia mengaku tidak ambisius dan memandang dirinya sebagai staf di “belakang panggung”.
Meski demikian, dia kemudian menjadi PM dengan adanya gelombang “Jacinda-mania” setelah didorong ke puncak pimpinan Partai Buruh tujuh pekan sebelum pemilu 2017 digelar.
Dia juga memecahkan rekor saat menjadi PM pada 2017, yaitu menjadi PM Selandia Baru termuda (37 tahun) sejak tahun 1856. Pada pemilu 2020, Ardern berhasil menang telak dan menjalankan masa jabatan periode kedua. Meski demikian, popularitasnya kemudian mengalami penurunan.
Itulah alasan PM Selandia Baru mundur. Meski pada masa akhir pemerintahan namanya tidak sebesar dulu, dia mengaku bahwa keputusan tersebut memanglah keputusannya sendiri.