Gejala Sindrom Kelelahan Kronis dan Faktor Penyebabnya
ERA.id - Lelah adalah hal yang normal dirasakan manusia. Namun, jika hal tersebut terjadi terus-menerus, padahal sudah istirahat cukup, bisa jadi itu adalah tanda sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome.
Sindrom kelelahan kronis atau disebut juga myalgic encephalomyelitis (ME) atau systemic exertional intolerance disease (SEID) merupakan kondisi yang membuat seseorang merasa lelah sepanjang waktu.
Mengenal Sindrom Kelelahan Kronis
Seseorang disebut mengalami sindrom kelelahan kronis jika merasa letih ekstrem selama kurang lebih 6 bulan atau lebih. Rasa letih bisa tiba-tiba hilang, kemudian muncul lagi.
Secara umum, gejala yang kerap muncul adalah lelah ekstrem, nyeri otot, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Aktivitas sehari-hari bisa terganggu saat mengalami sindrom kelelahan kronis, bahkan bisa saja tak mampu bekerja.
Kelelahan kronis harus segera disadari karena bisa berdampak besar terhadap kehidupan. Dalam kondisi yang parah, orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis bahkan tidak mampu beranjak dari tempat tidur sehingga hanya bisa berbaring.
Gejala Sindrom Kelelahan Kronis
Gejala ME yang umum terjadi adalah tubuh terasa sangat lemah, lemas, dan tidak berdaya hampir seharian penuh. Dikutip Era.id dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah gejala-gejala sindrom kelelahan kronis.
1. Kemampuan beraktivitas menurun
Intensitas kegiatan atau aktivitas sehari-hari menurun secara drastis akibat terus-menerus merasa lelah. Hal tersebut bisa dirasakan selama 6 bulan terakhir.
2. Kelelahan ekstrem
ME menyebabkan rasa lelah yang berbeda dengan rasa lelah pada umumnya. Berikut adalah beberapa ciri dari kelehahan akibat sindrom kelelahan kronis.
· Cepat lelah meski dengan aktivitas ringan.
· Istirahat atau tidur tidak menghilangkan rasa lelah.
· Kelelahan mengganggu kegiatan yang (biasa) mudah dilakukan.
3. Energi sulit dikembalikan
Pemulihan rasa lelah setelah melakukan suatu kegiatan butuh waktu yang lebih lama dibandingkan biasanya. Sebagai contoh, menjemput anak di sekolah membuat Anda harus beristirahat total. Setelah beristirahat pun Anda tidak mampu melakukan pekerjaan rumah yang lain.
4. Kualitas tidur buruk
Orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis tidak merasa segar setelah bangun tidur, padahal durasi tidur sudah lama. Orang tersebut juga bisa mengalami kesulitan untuk tidur, atau sebaliknya, tidur terus-terusan.
5. Sulit berpikir
Sindrom ini memicu pengidapnya sulit berpikir dan berkonsentrasi dalam waktu singkat. Orang tersebut juga menjadi mudah lupa dan abai kepada hal-hal mendetail. Sindrom kelelahan kronis bisa membuat pengidapnya sulit berpikir jernih.
6. Keseimbangan tubuh tidak terjaga
Pengidam sindrom ini bisa merasa pusing saat melakukan pergerakan tertentu, misalnya bangkit dari posisi tidur ke posisi duduk atau dari duduk ke berdiri. Tubuh juga tidak seimbang, lemah, bahkan bisa mengalami pingsan. Pandangan tampak kabur atau melihat bintik-bintik.
7. Gejala yang Lain
Selain gejala-gejala tersebut, pengidap sindrom kelelahan kronis juga bisa mengalami beberapa gejala lain. Berikut adalah beberapa gejala tersebut.
· kerap sakit kepala
· otot lemah
· cukup sering sakit tenggorokan
· sensitif terhadap bau, makanan, cahaya, suara, atau bahan kimia
· napas terengah-engah
· menggigil dan berkeringat dingin
· muncul gejala alergi
· demam ringan
· irama jantung tak beraturan
· pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
· gejala sindrom iritasi usus besar
Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
Sebenarnya, penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui sepenuhnya. Meski demikian, terapat beberapa hal yang bisa menjadi faktor pemicu sindrom kelelahan kronis, berikut rinciannya.
1. Infeksi virus
Sejumlah peneliti menilai, sindrom kelelahan kronis dipicu oleh komplikasi infeksi virus. Kemungkinan, respons terhadap infeksi pada sistem kekebalan tubuh abnormal atau stres berperan terhadap terjadinya sindrom ini.
Ada beberapa virus yang disebut memiliki potensi memicu terjadinya sindrom kelelahan kronis, seperti virus Epstein-Barr, virus Ross, dan virus Coxiella burnetii.
2. Gangguan pada kekebalan tubuh
Kelainan pada sistem kekebalan tubuh dalam merespons infeksi atau stres berpotensi menyebabkan sindrom kelelahan kronis. Hal tersebut didukung oleh ciri dari ME yang mirip dengan penyakit autoimun, misalnya meningkatkan peradangan pada tubuh.
3. Stres
Stres atau tekanan psikologis atau trauma fisik membut hormon di dalam tubuh tidak seimbang. Hal tersebut mengganggu fungsi kekebalan tubuh.
Jika hal tersebut terjadi, tubuh jadi lebih rentan diserang peradangan sehingga rentan mengalami sindrom kelelahan kronis. Biasanya, sebelum mengidap sindrom kelelahan kronis, orang tersebut mengalami tekanan mental atau tekanan fisik.