Perbedaan Hanya Terlambat Haid dengan Terjadi Kehamilan, Faktor Risiko dan Penyebab

ERA.id - Terlambat haid, meskipun menjadi hal yang umum dialami wanita namun terkadang membuat gusar lantaran mirip dengan ciri kehamilan. Lantas apa perbedaan telat haid dengan hamil?

Artikel ini akan membahas perbedaan keduanya, sebelum Anda menentukan langkah selanjutnya, apakah perlu melakukan tes kehamilan atau berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Begini Perbedaan Telat Haid dengan Hamil

Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa tanda kehamilan yang bisa membedakan dengan telat hamil atau PMS:

  1. Telat menstruasi

Telat menstruasi adalah salah satu tanda kehamilan yang paling jelas. Jika menstruasi terlambat, maka kehamilan menjadi hal yang sangat memungkinan. Jadi tidak ada cara lain, selain melakukan tes kehamilan.

Selain itu, penting untuk diketahui jika beberapa tes kehamilan dapat mendeteksi kehamilan lebih awal daripada yang lainnya.

Stres juga dapat menjadi pemicu telat hadi (freepik)

Meskipun demikian, terdapat banyak alasan lain untuk menstruasi yang terlambat atau tidak datang, seperti:

  • stres
  • berat badan rendah
  • sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • mulai atau berhenti menggunakan alat kontrasepsi, atau mengganti metode
  • memiliki kondisi medis seperti penyakit tiroid atau diabetes
  • menopause
  1. Mual

Meskipun ketidaknyamanan pencernaan ringan seperti rasa mual dapat terjadi sebelum menstruasi, namun gejala mual dan muntah bukanlah gejala PMS yang khas.

Mual adalah gejala umum dari kehamilan dini. Mual mempengaruhi hingga 80% orang hamil. Perlu diketahui, mual dan muntah biasanya dimulai sebelum minggu ke-9 kehamilan.

Biasanya, gejala mual baru mereda pada trimester kedua, tetapi bagi beberapa orang dapat mengalami mual selama kehamilan.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel di ERA sebelumnya dengan tajuk Penyebab Haid Tidak Lancar

  1. Perubahan puting susu

Meskipun perubahan payudara dapat terjadi selama PMS dan kehamilan, namun perubahan pada puting susu akan jarang terjadi pada kasus telat haid.

Jika areola (area berwarna di sekitar puting susu) menjadi lebih gelap atau lebih besar, maka dapat dipastikan Anda mengalami kehamilan.

Telat haid dihitung dari kapan?

Dilansir dari laman Siloam Hospital, siklus menstruasi setiap wanita dapat berbeda-beda dan tergantung pada kondisi tubuhnya.

Dalam kondisi normal, siklus menstruasi wanita berkisar antara 21 hingga 35 hari. Perhitungannya dimulai dari hari pertama haid terakhir hingga datangnya menstruasi berikutnya.

Kemudian wanita dapat dikatakan mengalami telat haid jika tidak haid selama lebih dari 35 hari. Untuk itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kandungan jika telat haid terjadi dalam jangka waktu yang tidak wajar, misalnya lebih dari 90 hari.

Telat Haid Bisa Menjadi Tanda Penyakit Kronis

Telat haid memang bisa menimbulkan kecemasan, masih bersumber dari laman Rumah Sakit Siloam, salah satu penyebabnya adalah penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit celiac.

Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tidak stabil dapat mengganggu keseimbangan hormon, termasuk hormon reproduksi yang mengatur siklus menstruasi. Hal tersebut kemudian yang dapat menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur atau terlambat.

Sementara itu, penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang dapat menyerang usus kecil dan mengganggu penyerapan nutrisi. Penyakit ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang mempengaruhi produksi hormon, termasuk hormon reproduksi, dan berakibat pada menstruasi terlambat.

Selain beberapa penyakit kronis yang disebutkan, masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan menstruasi terlambat, seperti stres, perubahan berat badan yang drastis, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Selain perbedaan telat haid dengan hamil, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…