Sudah Saatnya Gunakan Tagar #2019PrabowoPresiden
Belakangan, sebagian ulama serta masyarakat yang terdiri dari 48 organisasi masyarakat (Ormas) dan sejumlah komunitas mengubah kegiatan tersebut. Kini, mereka menggunakan tagar baru #2019PrabowoPresiden.
Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan, bahwa munculnya tagar baru tersebut bukan karena banyaknya penolakan. Namun, katanya, memang sudah waktunya menggunakan tagar #2019PrabowoPresiden.
"Ada saat cukup ganti presiden. Ada saat lebih fokus kepada Prabowo sebagai presiden 2019," kata Sodik, saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (7/9/2018).
"Yaa sudah wakunya awal September kita mulai," sambungnya.
Di samping itu, Sodik menepis munculnya tagar baru tersebut karena gerakan #2019GantiPresiden dianggap kurang efektif. Kata dia, lahirnya tagar baru merupakan dari beragam cara untuk konsolidasi.
"Tidak bukan karena (tidak efektif) itu. Penolakan penolakan yaa biar saja. Ya (lebih kepada) beragam cara konsolidasi," kata dia.
Perubahan tagar ini terjadi untuk melanjutkan perjuangan pergantian presiden. Wakil Ketua Pergerakan Welawan Prabowo, Fahmi Sasmita mengatakan, ada kesalahpahaman dengan gerakan ini. Menurut dia, dari awal izin deklarasi ini bukan #2019GantiPresiden melainkan dukungan capres-cawapres untuk Pilpres 2019.
Menurut Fahmi, gerakan #2019GantiPreosden yang sebelumnya hanya dukungan ulama, tetapi karena masyarakat ingin seluruhnya bisa masuk maka dari itu dibuat tagar umum yakni #2019PrabowoPresiden.