Apa Itu Malam Lailatulqadar? Inilah Pengertian, Keistimewaan, dan Tanda-Tandanya

ERA.id - Pada bulan Ramadan terdapat sebuah malam yang disebut sebagai malam lailatulqadar. Apa itu malam lailatulqadar?

Berdasarkan Al-Qur'an dan al-sunnah, satu malam pada bulan Ramadan tersebut memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan. Malam lailatulqadar disebut juga dengan malam kemuliaan.

Mengenal Malam Lailatulqadar

Menurut KBBI, lailatulqadar memilki makna malam turunnya wahyu Allah (yakni pada malam gasal bulan Puasa sesudah tanggal 20), yang apabila seseorang beramal kebaikan pada malam itu, pahalanya akan dilipatgandakan setara dengan beramal seribu bulan.

Hal tersebut menjadikan lailatulqadar menjadi malam yang sangat dicari oleh banyak umat Islam. Melakukan kebaikan pada malam tersebut seperti telah melakukan kebaikan selama kurang lebih 83—84 tahun (seribu bulan).

Ilustrasi beribadah pada malam Ramadan mencari lailatulqadar (pexels)

Malam tersebut adalah malam yang mulia, salah satu sebabnya adalah malam ketika Al-Qur’an diturunkan dan menjadi kitab suci yang terakhir bagi umat manusia. Keistimewaan lailatulqadar terdapat dalam surah al-Qadr.

اِنَّا اَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا اَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam lailatulqadar. Dan tahukah kamu apa itu lailatulqadar? Lailatulqadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (Malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (Al-Qadr: 1—5)

Tanda-Tanda Malam Lailatulqadar

Manusia tidak mampu memastikan kapan tepatnya malam lailatulqadar tiba. Hal ini sangat mulia hingga tak terjangkau oleh umat manusia. Menurut penjelasan Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an (1999), semua uraian Al-Qur’an yang dimulai dengan frasa wama adraka menunjukkan bahwa hal tersebut tidak terjangkau atau hampir tidak terjangkau nalar manusia.

Frasa wama adraka terdapat dalam surah Al-Qadr ayat 2, yang artinya adalah ‘dan tahukah kamu apa lailatulqadar itu?’. Firman tersebut ingin memberikan penegasan bahwa malam lailatulqadar sangatlah mulia.

Meski manusia tidak bisa memastikan waktu terjadinya malam lailatulqadar, manusia bisa mendapatkan keistimewaannya dengan terus melakukan kebaikan dan ibadah selama bulan Ramadan. Selain itu, terdapat beberapa ciri yang bisa jadi petunjuk mengenai malam yang istimewa itu.

Dikutip Era.id dari situs resmi Prodi Ilmu Komunikasi UII, Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M), salah satu ulama hadis terkemuka dari mazhab Syafi’I, memberikan penjelasan dalam Fathul Bari bahwa terdapat 45 pendapat mengenai ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Dari 45 pendapat itu, yang paling unggul atau rajih terkait waktu malam lailatulqadar adalah pada tanggal ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.

Dengan demikian, ada baiknya kita memaksimalkan ibadah dan kebaikan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Semoga, salah satu malam tersebut adalah malam lailatulqadar dan kita mendapatkan keistimewaannya, amin.