Doa Malam Lailatulqadar dan Waktu Terjadinya Lailatulqadar

ERA.id - Bulan Ramadan telah memasuki masa 10 hari terakhir dan kemungkinan besar lailatulqadar ada di salah satu malamnya. Beberapa hal bisa dilakukan karena menjadi keutamaan lailatulqadar, salah satunya adalah membaca doa malam lailatulqadar.

Seperti diketahui, malam lailatulqadar adalah malam yang nilainya lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam tersebut, Allah Swt. melimpahkan rahmat, ampunan, dan pahala sehingga umat muslim perlu melakukan berbagai kebaikan dan ibadah untuk mendapatkannya.

Apa Itu Malam Lailatulqadar?

Malam lailatulqadar merupakan malam diturunkannya Al-Qur’an. Ini berbeda dengan nuzulul Qur’an. Prof. Quraish Shihab, dalam Tafsir al-Misbah, menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus dari al-lauh al-Mahfuzh ke langit kedua. Inilah peristiwa ketika lailatulqadar.

Ilustrasi orang salat malam mencari lailatulqadar (pexels)

Sementera, Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (dari langit dunia) melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur, yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Ayat pertama diturunkan pada 17 Ramadan dan disebut sebagai nuzulul Qur’an.

Malam lailatulqadar adalah malam yang istimewa. Hal tersebut juga telah disebutkan oleh Allah Swt. melalui surah Al-Qadr 1—5.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Doa Malam Lailatulqadar

Waktu tepatnya malam lailatulqadar memang tidak diketahui. Sejauh yang diketahui para ulama, malam tersebut terjadi pada salah satu malam ganjil pada 10 hari terakkhir Ramadan. Umat muslim dianjurkan untuk lebih meningkatkan amal dan ibadah pada malam-malam tersebut.

Selain itu, umat manusia juga dianjurkan untuk bertobat dan memohon ampunan kepada Allah Swt. Doa malam lailatulqadar merupakan doa untuk memohon ampunan. Dikutip Era.id dari NU Online, berikut adalah doanya. 

1. Doa malam lailatul qadar berdasarkan riwayat Imam At-Tirmidzi

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)

Berikut ini adalah bunyi hadis riwayat Imam At-Tirmidzi terkait doa tersebut.

وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي

Artinya: Dari sayyidah Aisyah r.a., ia bercerita, ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai lailatulqadar, bagaimana doa yang harus kubaca?” Rasulullah saw. menjawab, “Bacalah, Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī,” (H.R. At-Tirmidzi).

2. Doa malam lailatul qadar berdasarkan riwayat lima Imam hadis kecuali Imam Abu Dawud

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: "قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي" رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ غَيْرَ أَبِي دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ

Artinya: Dari sayyidah Aisyah r.a., ia bercerita, ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah lailatul qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?” Rasulullah saw. menjawab, “Bacalah, Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī" (H.R. lima imam, kecuali Imam Abu Dawud. Hadis ini dinyatakan sahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).