Negara yang Krisis Populasi karena Resesi Seks, Ini Daftar dan Penyebabnya
ERA.id - Tahukah Anda, saat ini terdapat negara yang krisis populasi? Ya, negara-negara yang terdapat di Asia, khususnya Asia bagian timur sedang mengalami penurunan populasi. Negara pertama yang menunjukkan tren penurunan jumlah masyarakat adalah Jepang.
Namun, kasus penurunan jumlah populasi tersebut ternyata diikuti pula oleh negara lainnya, yaitu China, Korea Selatan, dan Singapura. Lantas apa penyebab turunnya populasi yang terjadi pada negara-negara tersebut? Penyebabnya adalah resesi seks yang berujung kepada risiko krisis demografis, sebab banyak wanita yang berhenti melahirkan. Selain itu, angka kematian yang terjadi pada negara-negara tersebut juga lebih tinggi dan melampaui angka kelahiran.
Di bawah ini adalah 4 daftar negara di Asia yang saat ini tengah dihantui resesi seks:
Jepang
Krisis populasi di Negeri Matahari Terbit ini terjadi karena tingkat perkawinan dan kelahiran tergolong terendah sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan terbaru, angka pria dan wanita di Jepang yang tidak mau menikah telah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Sebuah data yang berasal dari Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan sosial mendapatkan bahwa sebanyak 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita dengan usia antara 18 dan 34 tahun di Jepang mengatakan mereka tidak memiliki minat untuk menikah. Angka tersebut adalah angka yang tertinggi sejak kuesioner dilakukan pertama kali pada 1982.
Pada tahun 2021, jumlah bayi yang lahir di Jepang mengalami penurunan sebanyak 29.231 atau 3,5 persen. Adapun untuk jumlah pernikahan turun sebanyak 24.391 dari 501.116, atau angka terendah sejak akhir perang dunia kedua.
China
Negara yang memiliki populasi terbanyak di dunia yakni 1,4 miliar ini tercatat sedang mengalami 'resesi seks'. Pada tahun lalu, diprediksi angka kelahiran akan mencetak rekor terendahnya karena berada di bawah 10 juta, dibandingkan tahun lalu sebanyak 10,6 juta anak yang lahir per tahun. Angka tersebut juga ternyata menurun 11,5 persen dari tahun 2020.
Mengenai hal tersebut, Presiden China Xi Jinping telah menerapkan beragam cara untuk meningkatkan angka kelahiran, misalnya pengurangan pajak hingga uang tambahan untuk anak ketiga. Namun, strategi ini tidak cukup membuat angka kelahiran semakin meningkat. Bahkan, per tahun 2021, angka kesuburan hanya berada di 1,16 di bawah standar yakni 2,1.
Presiden China mengatakan hal ini terjadi karena berbagai faktor termasuk tingginya biaya pendidikan, upah rendah, serta jam kerja yang sangat panjang dibarengi dengan kebijakan COVID-19 dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.
Korea Selatan
Pada tahun 2021, pemerintah Korea Selatan mencatat tingkat kesuburan hanya sebesar 0,81 persen. Padahal secara ideal, untuk menjaga populasi, satu negara harus mempunyai tingkat kesuburan 2,1 persen. Selain itu, di Negeri Ginseng tersebut kini makin banyak anak muda yang memutuskan tidak ingin menikah. Para wanita yang sudah menikah juga lebih memilih untuk tidak hamil.
Tidak ada angka resmi terkait berapa banyak warga Korea Selatan yang memilih untuk tidak menikah atau memutuskan mempunyai anak. Namun, berdasarkan catatan badan statistik nasional menyebutkan bahwa pada tahun 2020 terjadi sekitar 193 ribu pernikahan di negara tersebut. Angka ini mengalami penurunan dari pada 1996 yang ketika itu mencapai 430 ribu. Data itu juga memperlihatkan bahwa tahun lalu bayi lahir sekitar 260.600, sedangkan pada tahun 1971 puncak kelahiran di negara tersebut mencapai angka 1 juta.
Singapura
Di Singapura, angka kelahiran bayi pada tahun 2021 adalah 1,12 persen. Dibandingkan angka rata-rata global yakni 2,3 persen, angka tersebut tentunya lebih rendah. 'Resesi seks' di Singapura terjadi karena pemerintah mengizinkan para wanita untuk melakukan pembekuan telur. Padahal, pada mulanya izin ini hanya berlaku kepada wanita yang mengalami kondisi medis tertentu, seperti sedang melakukan kemoterapi.
Demikianlah beberapa negara yang krisis populasi karena beberapa alasan yang dijalankan warga negaranya.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…