Mengenal Apa Itu Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya

ERA.id - Salah satu harapan dari orang yang melaksanakan ibadah haji adalah mabrur. Namun, sebenarnya apa itu haji mabrur? Selain itu, apa yang harus dilakukan agar hal tersebut didapatkan?

Mengenal Apa Itu Haji Mabrur

Dikutip Era.id dari situs web resmi Kemenag, anggota Amirul Hajj sekaligus Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni’am, memberikan penjelasan mengenai maksud dari haji mabrur.

Berdasarkan tinjauan semantik, al mabrur (bahasa Arab) merupakan isim maf’ul dari akar kata al birru. Kemudian, makna al birru adalah ‘kebaikan’ atau ‘kebajikan’. Oleh sebab itu, al hajjul mabruru memiliki makna ‘haji yang diberikan kebaikan atau kebajikan’.

Ibadah di Masjidilharam (Antaranews)

Sementara, dari sisi istilah, haji mabrur merupakan ibadah haji yang diterima Allah Swt., kemudian berdampak terhadap kebaikan diri dan orang lain. Tak heran jika hal tersebut menjadi impian atau harapan dari para jemaah haji. Perlu diketahui bahwa mabrur tidak terjadi atau datang tiba-tiba. Hal ini harus diusahakan sejak sebelum, saat, dan setelah melaksanakan ibadah haji.

Terkait usaha selum haji, jemaah harus melakukan hal-hal yang mendukung untuk mencapai haji mabrur. Berikut adalah beberapa persiapan yang dimaksud.

·         Memahami ajaran Islam dengan baik, termasuk manasik haji. Ini adalah hal yang penting sebab ibadah perlu dilakukan dengan pengetahuan dan ilmu.

·         Rezeki yang digunakan untuk haji halal. Tidak boleh menggunakan uang curian atau uang haram untuk kepentingan ibadah, termasuk haji.

·         Meningkatkan amal ibadah. Sejak sebelum haji, jemaah haji perlu meningkatkan dan menyempurnakan amal ibadahnya.

Terkait usaha saat pelaksanaan ibadah haji, jemaah harus memastikan terlaksananya syarat, rukun, dan wajib haji. Selain itu, jemaah juga perlu paham terhadap sunah-sunah haji dan hal yang dilarang (serta mematuhinya).

Perlu kita pahami bahwa pelaksanaan ibadah yang sah secara syar’i, belum tentu diterima oleh Allah Swt. Persoalan sah dan tidaknya ibadah bisa diketahui berdasarkan ketentuan fikih haji. Namun, soal diterima atau tidaknya ibadah hanya Allah yang tahu. Nah, haji mabrur berhubungan diterimanya ibadah oleh Allah Swt.

Kemabruran haji bisa dilihat dari kehidupan (perilaku) setelah melaksanakan haji. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya ibadah secara personal. Contohnya, jika sebelumnya masih bolong-bolong dalam salat, setelah haji hal tersebut tidak terjadi lagi.

Kedua, kualitas hubungan sosial (horizontal) meningkat. Beberapa hal yang dilarang dalam ibadah haji adalah rafats, fusuq, dan jidal. Orang yang hajinya mabrur memiliki mampu menjauhi hal-hal yang dilarang dalam haji (termasuk setelah menjalankan haji). Dengan demikian, kohesi sosial terjadi dan hubungan sosial pun menjadi positif.

Ketiga, melahirkan empati terhadap orang lain. Orang yang hajinya mabrur memiliki sifat solidaritas sosial.