Berbagai Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan Tubuh
ERA.id - Dampak polusi udara terhadap kesehatan sangat serius, terutana bagi anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya belum optimal. Berbagai gangguan kesehatan dan masalah pernapasan bisa terjadi, misalnya karena masuknya partikel-partikel kecil (seperti PM2.5).
Gangguan kesehatan akibat polusi udara tidak terbatas pada organ pernapasan. Bagian tubuh yang lain bisa terdampak polusi udara. Dirangkum Era.id dari berbagai sumber, berikut adalah rinciannya.
Berbagai Dampak Polusi Udara untuk Kesehatan
1. Masalah pernapasan dan ISPA
Gangguan pernapasan adalah hal yang paling mudah terjadi akibat polusi udara. Masalah ini bisa terjadi pada bagian-bagian saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Partikel-partikel halus (PM2.5) dan gas polutan seperti nitrogen dioksida (NO2) bisa merusak saluran pernapasan, terutama anak-anak. Beberapa gangguan pernapasan yang bisa diderita anak-anak akibat polusi udara adalah batuk, sesak napas, bronkitis, asma, dan infeksi saluran pernapasan atas.
Gangguan pernapasan bisa bersifat akut dan kronis. Gangguan pernapasan akut dan khusus disebabkan oleh infeksi disebut ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Ini adalah infeksi yang disebabkan virus, bakteri, atau patogen lain.
Risiko ISPA meningkat oleh polusi udara sebab polusi udara mempermudah masuknya mikroorganisme penyebab infeksi ke sistem pernapasan. ISPA bisa memicu gejala seperti batuk, pilek, demam, nyeri tenggorokan, sesak napas, bahkan bisa berkembang jadi pneumonia.
2. PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit paru-paru kronis yang membuat saluran udara menyempit sehingga mengganggu aliran udara dari dan ke paru-paru. Polusi udara bisa merusak jaringan paru-paru yang kemudian memicu perubahan struktur organ tersebut dan penyempitan saluran udara. Selain itu, polusi udara bisa memperburuk batuk, sesak napas, dan produksi lendir penderita PPOK.
3. Gangguan pertumbuhan paru-paru
Polusi udara juga dapat memengaruhi pertumbuhan paru-paru anak. Dikutip dari American Lung Association, anak-anak yang tumbuh di daerah tercemar berisiko lebih tinggi mengalami penurunan pertumbuhan paru-paru. Dan hal tersebut mungkin tidak akan bisa pulih sepenuhnya.
4. Alergi dan iritasi
Partikel polutan seperti debu, polen, serbuk sari, dan jamur bisa memicu alergi pernapasan. Hal tersebut dapat memicu bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal pada mata dan hidung, serta batuk.
Selain itu, sejumlah zat kimia di polusi udara bisa memicu iritasi pada kulit saat terjadi kontak langsung. Hal ini juga bisa dialami oleh anak-anak. Kondisi iritasi kulit ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, dan ruam.
5. Gangguan penglihatan
Polusi udara tidak hanya berdampak buruk terhadap kesehatan saluran pernapasan. Berdasarkan International Journal of Environmental Research and Public Health, polusi udara juga berisiko terhadap kesehatan mata dan berhubungan dengan sejumlah penyakit mata.
Berikut ini adalah beberapa penyakit mata yang berhubungan dengan polusi udara.
· Konjungtivitas: peradangan pada lapisan tipis bola mata dan bagian dalam kelopak mata, yang disebut konjungtiva.
· Glaukoma: kerusakan saraf optik yang mengirimkan sinyal visual dari mata ke otak.
· Katarak: kekeruhan atau perubahan warna lensa mata.
· Age-related macular degeneration (AMD): kerusakan daerah pusat retina (makula) secara bertahap karena penuaan.
6. Gangguan kognitif
Menurut University of Washington, paparan tinggi polusi udara yang berisi partikel kecil (PM2.5) terhadap anak berusia 2–4 tahun berdampak buruk pada fungsi perilaku dan kinerja kognitif. Penyebabnya adalah paparan zat berbahaya di polusi udara bisa merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif. Akibatnya, kemampuan belajar dan konsentrasi anak terganggu.