Pola Asuh Strict Parents Tidak Cocok untuk Anak? Simak Penjelasannya
ERA.id - Salah satu kewajiban orang tua dalam mendidik dan membentuk anak adalah dengan memberikan pengasuhan yang tepat. Namun, tidak jarang orang tua sering kali memberikan batasan yang terlalu jauh dan keras untuk anak sehingga tanpa disadari sudah menerapkan pola asuh strict parents.
Beberapa orang tua tidak menyadari, mereka sering menuntut anak untuk menjalankan hal yang mereka inginkan. Namun, Anda harus waspada jika sudah mulai memahami hal ini. Selain berpotensi memicu masalah perilaku pada anak, pola asuh ini juga dapat menghambat perkembangan anak.
Strict Parents Picu Stres pada Anak
Menjadi orang tua tentunya membuat Anda menginginkan hal terbaik bagi anak di masa tumbuh kembangnya. Mulai dari memastikan tercukupinya kebutuhan nutrisi anak, kondisi kesehatan mental anak selalu dalam kondisi yang sehat, hingga masa depan yang baik untuk anak.
Namun, menjadi orang tua dengan karakter yang sangat ketat atau strict parents tentunya bukan menjadi ide yang tepat dalam mendidik anak. Hal yang harus Anda ingat, jika menginginkan anak meraih kesuksesan, orang tua wajib menerapkan pola asuh yang tepat.
Pola asuh strict parents merupakan pola asuh yang terlalu ketat dan kebanyakan yang menerapkannya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi pada anak. Orang tua juga sering memaksakan kehendaknya pada anak.
Dalam pengasuhan jenis ini, anak-anak tidak menerima banyak kesempatan untuk menyatakan pendapat atau mempertanyakan keputusannya. Lantas apa dampak dari pola asuh strict parents?
Dampak Negatif Pola Asuh Strict Parents
Pola asuh ini dapat memicu gangguan perilaku dan karakter pada anak. Bahkan, hal ini berpotensi memicu berbagai dampak negatif untuk perkembangan anak.
Di bawah ini adalah dampak negatif yang bisa dialami oleh anak karena pola asuh strict parents:
Stres Hingga Depresi
Bukan tidak mungkin, anak-anak yang dididik dengan pola asuh ini akan mengalami gangguan kesehatan mental, misalnya stres hingga depresi. Selain itu, anak juga berisiko mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, contohnya gangguan cemas yang dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan kesehatan mentalnya.
Anak Menjadi Lebih Emosional
Anak yang berada dalam pengasuhan ini juga berisiko mempunyai gangguan perilaku, misalnya menjadi lebih mudah marah dan memberontak. Hal ini terjadi karena anak-anak belajar dan melihat apa yang orang tua terapkan dalam hidup mereka.
Nada bicara yang meninggi, memaksa, hingga ancaman seringkali digunakan oleh orangtua strict parents dalam mendisiplinkan anak.
Berisiko Menjadi Anak yang Suka Mengintimidasi
Anak-anak yang mengamati cara orang tua mereka dengan kekerasan verbal, ancaman, dan perilaku yang tidak menyenangkan kerap bertindak yang serupa kepada teman-teman seusianya.
Hal ini tentunya berisiko dan menjadikan anak sering melakukan tindakan bullying. Bahkan, anak juga berisiko menerima intimidasi atau bullying karena rasa percaya diri dan harga diri yang rendah.
Rasa Percaya Diri yang Rendah
Anak-anak yang dididik dalam pola asuh ini berisiko mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Anak juga mempunyai lebih sedikit rasa inisiatif daripada anak-anak dengan pola pengasuhan yang tepat.
Selain itu, anak-anak dalam pola asuh ini juga tidak mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang baik dalam hidupnya.
Demikianlah ulasan tentang pola asuh strict parents dan dampak yang bisa terjadi pada anak. Semoga menjadi wawasan sebagai pendidik utama anak-anak Anda.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…