Apakah Kolesterol Tinggi saat Hamil Aman? Simak Penjelasan Berikut

ERA.id - Kadar kolesterol tinggi tidak baik untuk kesehatan. Lalu, bagaimana jika kolesterol tinggi saat hamil? Apakah ini berbahaya?

Dikutip Era.id dari Parents, tingginya kadar kolesterol selama masa kehamilan adalah hal normal karena memang diperlukan untuk menghasilkan hormon steroid, seperti estrogen dan progesteron. Hormon tersebut penting untuk menjaga kehamilan hingga cukup bulan.

Bayi di dalam kandungan sedang tumbuh menggunakan kolesterol dalam jumlah yang banyak untuk kesehatan anggota tubuh dan perkembangan otaknya. Ibu, plasenta, dan janin punya enzim spesifik untuk mengubah dan mengubah kolesterol menjadi hormon fungsional.

“Ada hubungan penting yang terjadi untuk mendukung perkembangan kehamilan,” terang Dr. Julie Scott, Ob-Gyn dan direktur medis persalinan di Rumah Sakit Universitas Colorado.

Batas Sehat Kolesterol selama Kehamilan

Kadar kolesterol ibu hamil bisa meningkat secara alami pada trimester kedua, kemudian mencapai puncak pada trimester ketiga. Biasanya, kadar kolesterol kembali normal sekitar empat minggu pasca-melahirkan. Lalu, berapa batas sehat kadar kolesterol selama masa kehamilan?

Menurut Scott, sebagian besar ahli jantung merekomendasikan kadar LDL jahat kurang dari 100 mg/dL, sedangkan kolesterol HDL baik harus lebih besar dari 60 mg/dL. Ketika mengandung, kadar kolesterol ibu hamil meningkat 25 hingga 50 persen. Untungnya, kadar HDL tampaknya juga meningkat.

“Kami tidak sering secara aktif menangani kolesterol tinggi pada wanita hamil kecuali ada kekhawatiran ekstrem terhadap risiko kardiovaskular,” ungkap Scott.

Dia mengatakan, kehamilan merupakan jendela kecil dalam kehidupan seorang wanita, dan potensi yang bisa membahayakan janin harus diperhatikan.

Kolesterol Tinggi saat Hamil Bisa Berbahaya

Ilustrasi makanan kolesterol tinggi (pexels)

Kolesterol tinggi saat hamil memang normal, tetapi juga bisa menyebabkan hipertensi. Hal ini bisa mengancam nyawa, baik ibu maupun anak. Sementara, kadar kolesterol rendah bisa menyebabkan persalinan prematur dan berat badan anak saat lahir rendah.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kolesterol tinggi berdampak buruk terhadap keturunan, baik di dalam kandungan maupun di kemudian hari. Sebagai contoh, berdasarkan Heart and Stroke Foundation of Canada, anak-anak yang punya orang tua dengan kolesterol tinggi sebelum hamil berkemungkinan lima kali lebih besar memiliki kolesterol tinggi dibandingkan orang dewasa.

Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi saat Hamil

Dalam kondisi tertentu, dokter mungkin akan memberikan resep statin untuk menurunkan kadar kolesterol. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa obat penurun kolesterol ini berhubungan dengan kelainan pada perkembangan fisiologis bayi. Jika Anda sedang hamil atau berusaha hamil, Scott menyarankan untuk berhenti menggunakan obat-obatan ini.

“Bagi wanita yang mengalami peningkatan kadar kolesterol parah, ada potensi untuk menggunakan resin pengikat asam empedu untuk mengurangi kolesterol,” terang Scott.

Sayangnya, wanita yang menggunakan obat-obatan ini cenderung mengeluhkan masalah pencernaan yang parah. Cara terbaik menjaga kadar kolesterol sehat selama masa kehamilan adalah mengonsumsi makanan seimbang (seperti buah, sayuran, dan serat), hindari lemak jenuh, dan olahraga dengan tingkat dan intensitas yang disetujui dokter kandungan Anda.

Hal lain yang perlu diingat adalah tubuh ibu hamil hanya butuh sekitar 300 kalori tambahan per hari untuk menunjang ibu hamil dan si bayi. Kengonsumsi makanan sehat adalah hal yang penting untuk meningkatkan dan menjaga kadar kolesterol.