Mengenal Persahabatan Platonik dan Bukan Platonik

ERA.id - Masih banyak orang belum benar-benar mengenal persahabatan platonik, tapi sudah menganggapnya sebagai hubungan yang sedang dijalani. Persahabatan platonik adalah persahabatan antara dua orang beda gender yang punya kecenderungan untuk saling “tertarik”. Sementara menurut kamus Cambridge, platonik adalah hubungan saling “sayang” antara dua orang tapi tidak bersifat seksual (loving but not sexual).

Dari kedua pendefinisian itu bisa dipahami bahwa persahabatan platonik adalah hubungan dua orang (pria dan wanita) yang saling sayang dengan potensi saling tertarik (romantisme), tapi kedua pihak menjaga agar hal tersebut tidak mengarah ke urusan seksualitas.

Salah satu orang, atau bahkan kedua pihak, mungkin pernah merasakan hasrat atau perasaan seksual atau romantisme terhadap sahabatnya. Namun, hal tersebut ditahan agar tidak merusak hubungan persahabatan yang telah dijalani. Sebuah hubungan persahabatan bisa disebut persahabatan platonik saat perasaan itu muncul, tapi keduanya memutuskan untuk tetap menjaga persahabatan mereka.

Persahabatan Bukan Platonik

Sebuah ungkapan populer menyebutkan, wanita dan pria (sepasang) tidak bisa benar-benar bersahabat karena salah satu atau bahkan keduanya akan menaruh “perasaan”. Hal tersebut membuat persahabatan platonik tampak sebagai istilah atau teori hubungan persahabatan yang baik, tapi kebenaran di kehidupan nyata masih diragukan atau susah dibuktikan.

Sementara, ada beberapa jenis persahabatan beda gender yang mungkin dinilai kurang “baik”, tetapi cukup umum ditemukan di masyarakat. Hubungan-hubungan berikut ini adalah hubungan pertemanan atau persahabatan, tapi tidak menggunakan prinsip platonik.

Ilustrasi persahabatan bukan platonik (pexels)

1. Persahabatan pascaputus                                                       

Persahabatan pascaputus mungkin mulai banyak dilakukan oleh sepasang kekasih yang baru saja putus cinta. Kedua pihak mungkin masih punya rasa sayang meski sudah tidak berstatus kekasih. Namun, hal tersebut tidak bisa disebut platonik. Ada banyak kemungkinan yang bisa mencampuri perasaan dan pola pikir kedua belah pihak.

2. Friends with benefits

Menurut Urban dictionary, friends with benefits (FWB) adalah hubungan bukan pacaran antara dua orang, tetapi terlibat dalam aktivitas seksual. Jelas ini bukanlah persahabatan platonik.

3. Persahabatan bermotif tertentu

Beberapa orang menjalin persahabatan dengan orang yang disukainya dengan harapan nantinya bisa mengencani orang itu. Hubungan dengan motif tertentu tidak bisa disebut sebagai persahabatan platonik.

4. Persahabatan dengan “rasa” yang menggantung

Ini adalah hal yang umum terjadi. Seseorang tiba-tiba tertarik atau jatuh cinta kepada sahabatnya—sebelumnya tak ada rasa apa pun kecuali sahabat. Kemudian, orang tersebut memiliki harapan agar suatu saat bisa berkencan dengan sahabatnya itu. Persahaban jenis ini tidak bisa disebut sebagai platonik.

Tips Menjalani Persahabatan Platonik

Persahaban platonik dinilai sebagai hubungan persahaban yang baik, tetapi praktiknya ini adalah hal yang tidak mudah dilakukan. Jika Anda termasuk orang yang ingin mempertahankannya, berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba.

1. Tahu batasan

Salah satu hal terpenting dalam persahabtan platonik adalah tahu batasan. Persepsi soal batasan berhubungan setiap orang mungkin bisa berbeda jadi ada baiknya Anda bertanya kepada sahabat Anda soal hal tersebut. Dengan catatan, kedua belah pihak sudah sepakat untuk tidak melanjutkan perasaan masing-masing ke hubungan bersifat romantis atau seksual.

Batasan dalam hubungan bisa berupa banyak hal. Beberapa contohnya adalah topik pembicaraan, bahasa tubuh, perilaku, candaan bersifat genit atau menggoda, dan sebagainya.

2. Jangan “terlalu nyaman”

Gaya persahabatan masing-masing orang bisa berbeda. Ada orang yang merasa biasa saja dengan pelukan, tetapi langsung meleleh saat diperlakukan dengan baik. Ada pula yang merasa sentuhan fisik adalah hal yang membuat jantung mudah berdegup kencang. Untuk menjaga hubungan platonik, hindari hal-hal yang bisa memicu perasaan “nyaman” atau romantis, baik untuk diri sendiri maupun ke sahabat.

3. Hormati status

Persahaban platonik menjadi hal yang rawan dan rumit saat salah satu atau kedua pihak punya pasangan (pacar/suami/istri). Anda dan sahabat mungkin sudah bisa menjaga perasaan masing-masing agar tidak berlanjut ke urusan romantisme dan seksual, tetapi ada perasan orang lain yang juga harus dijaga.

Beberapa hal perlu dilakukan agar ini tidak menjadi sesuatu yang ruwet. Anda harus mengatakan atau menceritakan persahabatan kalian kepada pasangan. Anda juga perlu menghindari jalan berdua dengan sahabat, kecuali ada hal-hal yang telah memungkinkannya. Cara komunikasi dan sikap atau perilaku juga harus dijaga sebab hal itu bisa menggoyahkan perasaan pasangan, perasaan sahabat, bahkan perasaan Anda sendiri.

Itulah beberapa informasi untuk mengenal persahabatan platonik. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.