Pertolongan Pertama Ibu Hamil Pendarahan dan Ketahui Penyebabnya

ERA.id - Pendaraan saat hamil muda tidak selalu berbahaya. Hal ini terjadi pada hampir 20% ibu hamil. Namun, Anda tetap perlu waspada dan tahu perbedaan perdarahan normal dan pendaraan berbahaya.

Anda juga perlu tahu pertolongan pertama ibu hamil pendaraan. Pendarahan kadang bisa lebih banyak sehingga ibu hamil butuh pembalut agar darah tersebut tidak membasahi pakaian dalam. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu Anda tahu terkait pendaraan pada hamil muda.

Penyebab Pendaraan saat Hamil Muda

Ada beberapa hal yang bisa jadi penyebab pendarahan saat hamil muda. Dilansir situs resmi Pemkab Bantul, pendarahan implantasi jadi salah satu penyebab umum pendarahan saat hamil muda.

Pendaraan implantasi adalah pendarahan yang terjadi akibat proses pelekatan sel telur yang sudah dibuahi pada dinding rahim. Pendarahan ini tampak sebagai bercak darah atau perdarahan ringan selama beberapa hari, tapi tidak sebanyak dan selama menstruasi.

Hal lain yang bisa menyebabkan keluarnya darah saat hamil muda adalah hubungan intim atau perubahan hormon. Namun, pendarahan pada masa hamil muda juga bisa disebabkan oleh faktor yang lebih berbahaya, misalnya keguguran, hamil anggur, infeksi, atau kehamilan ektopik.

Pendaraan mungkin bukan termasuk hal berbahaya jika darah yang keluar sedikit dan segera berhenti dalam waktu beberapa hari. Pendarahan saat hamil muda perlu diperiksakan ke dokter jika darah yang keluar cukup banyak atau disertai gejala tertentu, seperti nyeri atau kram yang tak kunjung hilang, demam, atau muncul gumpalan jaringan atau daging.

Ilustrasi konsultasi kehamilan dengan dokter (pexels)

Pertolongan Pertama Pendarahan pada Ibu Hamil Muda

Penanganan awal yang bisa dilakukan saat ibu hamil muda adalah segera berisitirahat dengan tirah baring (bedrest). Kemudian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh ibu hamil, berikut rinciannya.

  1. Berbaring sekaligus meminimalisasi waktu berdiri dan berjalan. Jika dibutuhkan, mintallah cuti untuk tidak masuk kerja.
  2. Tidak berhubungan seks selama pendarahan dan tidak menggunakan pembersih vagina.
  3. Memakai pembalut untuk memudahkan pengamatan tingkat perdarahan. Hindari penggunaan tampon.
  4. Perhatikan warna darah dan apakah ada gumpalan jaringan atau daging.
  5. Waspada jika jika darah yang keluar semakin deras seperti haid, berwarna merah segar, atau disertai kram perut.
  6. Pendarahan perlu dicermati secara terus-menerus.

Jika kondisi tersebut tidak segera membaik—atau justru semakin parah—Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika ibu hamil mengalami perdarahan disertai nyeri atau kram tak tertahankan pada bagian panggul atau bawah perut.

Semakin cepat kondisi ditangani, semakin rendah risiko ibu hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan. Jika pendarahan ibu hamil disertai pusing, demam, atau bahkan pingsan adalah membawanya ke UGD/IGD.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah pendarahan yang disertai keluarnya jaringan dari vagina. Apa pun jaringan yang keluar saat pendarahan jangan dibuang. Hal tersebut mungkin dibutuhkan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan.

Itulah beberapa informasi terkait pertolongan pertama ibu hamil pendarahan pada usia kehamilan muda. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus berita terbaru Era.id.