Ini Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Ketombe serta Cara Mengatasinya
ERA.id - Ketombe dan dermatitis seboroik merupakan kondisi kulit yang memengaruhi area seboroik di tubuh. Area seboroik bertugas memproduksi minyak kulit atau sebum. Ketombe dan dermatitis seboroik sama-sama memicu kulit kepala kering dan gatal, tetapi bukan hal yang sama.
Ada beberapa perbedaan dermatitis seboroik dan ketombe yang bisa diketahui berdasarkan gejala tertentu. Secara umum, ketombe hanya ada di kulit kepala, sedangkan dermatitis seboroik bisa juga menyebar ke area seboroik lain, misalnya telinga, wajah, dan dada bagian atas.
Pada dasarnya, ketombe adalah bentuk ringan dari dermatitis seboroik. Meski mengganggu, kedua kondisi kulit ini bisa diobati. Untuk lebih mengetahui perbedaan dermatitis seboroik dan ketombe, simak penjelasan berikut yang dirangkum dari verywellhealth.
Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Ketombe
Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit umum yang memicu munculnya ruam bersisik di area tubuh berminyak. Bagian yang umum mengalami kondisi ini adalah kulit kepala, tapi bisa juga muncul di telinga, alis, janggut, sekitar lubang hidung, bahkan di dada—terutama pria.
Dermatitis seboroik bisa terjadi pada fase kehidupan tertentu, puncaknya adalah masa bayi dan remaja. Dermatitis seboroik bisa menyebabkan cradle cap, kondisi kulit yang bisa muncul pada kepala bayi. Dermatitis seboroik juga dapat muncul di wajah dan area yang mengenakan popok.
Pada remaja, dermatitis seboroik kerap menyerang bagian kulit kepala, wajah, dada bagian atas, ketiak, dan lipatan inguinalis (lipatan di selangkangan). Kondisi ini biasanya terjadi pada pria.
Gejala dari dermatitis seboroik bisa variatif, tergantung usia, warna kulit, dan kondisi pengidap—apakah punya kondisi medis lain atau tidak. Secara umum, gejala yang bisa muncul adalah kulit kering dan bersisik; ruam di daerah yang terkena dampak; rasa gatal atau terbakar; dan kemerahan, bengkak, serta peradangan.
Ketombe
Ketombe menyebabkan serpihan kulit kering berwarna putih atau kuning pada kulit kepala. Ketombe hanya muncul di kulit kepala, inilah salah satu pembeda ketombe dengan dermatitis seboroik.
Ketombe lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Biasanya, kondisi ini muncul saat pubertas dan mencapai puncaknya saat usia 20-an. Ketombe lebih jarang terjadi setelah usia 50 tahun.
Faktor Risiko Dermatitis Seboroik dan Ketombe
Dermatitis seboroik
- Jamur pada kulit
- Peningkatan produksi minyak:
- Imunosupresi
- Kolesterol tinggi
- Penyakit Parkinson
- Riwayat keluarga
- Stres emosional
Ketombe
- Usia
- Gender—laki-laki
- Kondisi medis tertentu
Cara Mengatasi
Ketombe dan dermatitis seboroik bisa diobati. Ketombe biasanya bisa diobat sendiri di rumah, tapi dermatitis seboroik butuh bantuan dokter. Perawatan untuk dermatitis seboroik bergantung lokasi lesi dan tingkat keparahannya.
Biasanya perawatan dilakukan dengan salep atau sampo antijamur lokal. Jika tidak ada respons dari lesi, dokter mungkin akan merekomendasikan obat anti-inflamasi, sampo tar batubara, fototerapi, atau modulator kekebalan.
Sementara, ketombe biasanya bisa diobati dengan sampo antiketombe secara rutin. Dermatologis merekomendasikan penggunaan sampo perawatan satu sekali jika Anda berkulit hitam. Sementara, bagi orang Asia atau berkulit putih bisa mencuci rambut setiap hari dan menggunakan sampo antiketombe dua kali seminggu.
Itulah berbagai informasi terkait perbedaan Dermatitis seboroik dan ketombe. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus berita terbaru Era.id.