Ini Alasan Medis Bayi Tidak Boleh Minum Madu, Hindari Sebelum Menyesal

ERA.id - Madu dikenal sebagai cairan manis yang bermanfaat untuk kesehatan. Di dalamnya terkandung berbagai nutrisi, seperti karbohidrat, vitamin, asam amino bebas, dan flavonoid. Anggapan ini membuat sebagian orang tua memberikan madu kepada bayi.

Mereka berharap madu bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayinya. Namun, madu tidak selamanya baik untuk bayi. Orang tua harus tahu alasan medis bayi tidak boleh minum madu agar tidak sembarangan memberikan obat tradisional ini kepada buah hatinya.

Alasan Medis Bayi Tidak Boleh Minum Madu

Selain menjaga daya tahan tubuh, madu juga sering digunakan untuk meredakan gejala batuk dan gangguan sulit tidur pada anak akibat infeksi saluran napas. Padahal, ada risiko dari pemberian madu kepada bayi berusia di bawah 12 bulan.

Dikutip dari situs resmi IDAI, konsumsi madu pada bayi dengan usia kurang dari 12 bulan bisa meningkatkan risiko infant botulism atau penyakit botulisme pada bayi. Penyebab dari infant botulism adalah toksin yang diproduksi kuman Clostridium botulinum.

Untuk diketahui, Clostridium botulinum merupakan bakteri gram positif anaerob yang bisa ditemukan di dalam tanah, tapi bisa terbawa udara. Spora bakteri ini juga bisa ditemukan pada madu.

Hal tersebut telah terbukti secara epidemiologis dan mikrobiologis. Tercatat, 95% kasus infant botulism terjadi pada bayi dengan usia 6 minggu hingga 6 bulan. Lalu, kenapa hal itu mengancam bayi berusia di bawah 12 bulan?

Bayi makan MPASI (pexels)

Flora normal pada usus bayi masih belum lengkap sehingga belum bisa berkompetisi dengan spora yang masuk ke saluran pencernaannya. Terdapat perbedaan pH pada saluran cerna sehingga memungkinkan pertumbuhan spora Clostridium botulinum.

Spora yang masuk ke saluran cerna bayi akan mengalami germinasi atau bertunas dan berkolonisasi di usus besar. Setelah itu, spora mulai memproduksi toksin botulinum yang memicu penyakit. Gangguan kesehatan akibat madu semacam ini jarang terjadi pada anak besar dan orang dewasa sebab flora normal usus sudah mampu bersaing dengan spora yang masuk ke saluran cerna.

Pada bayi di bawah 12 bulan, toksin botulinum akan menyerang sistem saraf sehingga bayi mengalami kelemahan otot atau hipotonia. Itu karena toksin botulinum berikatan dengan reseptor sehingga pelepasan asetilkolin (zat kimia penghantar rangsang saraf) terhambat. Hal tersebut menghambat hantaran saraf di seluruh tubuh.

Ada beberapa gejala infant botulism pada bayi yang perlu dipahami oleh orang tua. Gejala tersebut berupa lemas, lesu, sesak napas, sulit membuka mata, malas menyusu, mulut kering, sulit menelan, dan sembelit. Untuk diketahui, infant botulism berisiko kematian akibat kelemahan otot napas.

Oleh sebab itu, orang tua tidak disarankan memberikan madu kepada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Jika ingin memberikan pemanis alamiah bagi bayi yang sudah masuk masa pemberian MPASI, orang tua bisa menggunakan sari buah.

Itulah alasan medis bayi tidak boleh minum madu. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus Era.id.