Alasan Masyarakat Aceh Tolak Pengungsi Rohingya, Ada Pengalaman Buruk?

ERA.id - Penolakan terhadap pengungsi Rohingya oleh masyarakat Aceh merupakan fenomena yang kini banyak disorot hingga menimbulkan berbagai perdebatan. Lantas apa saja alasan masyarakat Aceh tolak pengungsi Rohingya?

Artikel ini akan menggali lebih dalam untuk memahami alasan di balik sikap penolakan masyarakat Aceh.

Alasan Masyarakat Aceh Tolak Pengungsi Rohingya

Warga berbondong-bondong menuju pantai di Bireuen, Aceh, pada hari Kamis untuk mencegah kapal pengungsi Rohingya bersandar dan menurunkan penumpang. Momen tersebut merupakan satu dari serangkaian kedatangan pengungsi di pantai-pantai Sumatra dalam seminggu terakhir.

Ratusan pengungsi Rohingya mencapai berbagai bagian pantai utara Aceh dalam sepekan terakhir dengan menggunakan perahu kayu yang penuh dan sesak. Paling tidak 600 orang telah mencapai pantai-pantai berbeda di kabupaten Bireuen dan Pidie pada hari Kamis.

Di desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Bireuen, warga bergerak ke area pantai pada hari Kamis untuk mencegah kapal pengungsi Rohingya menurunkan penumpang. Warga diberitahu tentang kedatangan kapal tersebut pada pukul 4:50 pagi oleh kepala desa Pulo Pineung, Mukhtaruddin.

"Kesimpulan yang didapat bersama-sama dari masyarakat adalah menolak kehadiran para pengungsi Rohingya di daratan. Warga kami tidak mau menerima mereka," kata Mukhtaruddin.

Selain itu, terdapat alasan masyarakat menolak para pengungsi Rohingya adalah karena mereka dianggap merepotkan setelah tiba di daratan. Hal tersebut dapat dilihat warga berdasarkan pengalaman dengan pengungsi yang datang ke Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, pada 16 Oktober lalu.

Sementara itu, Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, mengungkapkan bahwa sejumlah pengungsi nekat melompat ke laut dan berenang menuju daratan.

Setelah ditolak warga, pihak Kapolres Lhokseumawe menjelaskan jika para pengungsu melanjutkan perjalanan karena adanya penolakan dengan keras dan menunjukkan ketidaknyamanan.

Polisi menjelaskan jika masyarakat menolak kedatangan pengungsi Rohingya karena tidak ada tempat penampungan dan juga karena kesan buruk dari pengungsi Rohingya sebelumnya.

Selain itu, para pengungsi yang datang sebelumnya tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan nilai-nilai syariat Islam serta adat di kalangan masyarakat.

Pengungsi Tidak Patuh dengan Nilai dan Norma Masyarakat Aceh (Era)

Pengungsi Tidak Patuh dengan Nilai dan Norma Masyarakat Aceh

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, mengungkapkan bahwa awalnya warga yang mengetahui kedatangan pengungsi Rohingya mendatangi pesisir pantai untuk menolak mereka.

Joko menyatakan, "Warga setempat menolak dan meminta para imigran Rohingya itu kembali naik ke kapal. Salah satu alasan penolakan yang berkembang adalah perilaku buruk dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma masyarakat setempat yang pernah ditunjukkan oleh imigran Rohingya yang datang sebelumnya."

Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari aparat kepolisian, warga setempat akhirnya bersedia memberikan bantuan berupa makanan, minuman, bahan bakar minyak. Bahkan warga bersedia menyediakan perahu untuk menarik kapal yang dihuni oleh imigran Rohingya kembali ke laut.

Joko juga menjelaskan bahwa ada lima pengungsi Rohingya yang tetap tinggal di lokasi karena kondisi kesehatan mereka yang lemah dan memerlukan perawatan medis. Mereka telah ditangani oleh UNHCR dan sementara waktu diungsikan ke Gedung SKB Cot Gapu, Bireuen.

Pihak kepolisian akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk bekerja sama dalam penanganan pengungsi Rohingya. Joko juga mengimbau agar warga setempat tidak bersikap anarkis dan tetap memperlakukan mereka dengan baik.

Selain alasan masyarakat aceh tolak pengungsi rohingya, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…