Hasil Forensik Miras yang Diminum Personel Band Surabaya di Hotel Vasa, Terbukti Beracun Metanol
ERA.id - Kabid Laboratorium Forensik (Lafor) Polda Jawa Timur Kombes Pol Shidiq menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa alkohol yang diteguk tiga musisi Surabaya yang tewas usai minum di Cruz Lounge Bar Hotel Vasa Surabaya pada Jumat (22/12/2023). Hasilnya mengandung alkohol jenis metanol.
Campuran metanol ke alkohol yang diminum tiga korban tewas personel band Ogie and Friend yakni RF alias WAR (Soxophone), RZ alias RG (Drummer) dan IN alias IP (Sound Engineer) itu terbukti setelah pihaknya melakukan hasil autopsi.
Kata dia hasil itu berupa lambung korban yang diautopsi, darah korban, urin korban, muntahan korban, sisa minuman dan dua jerigen alkohol etanol yang ternyata metanol.
"Setelah kita lakukan pemeriksaan barang bukti dari korban ditemukan adanya kandungan alkohol jenis etanol dan metanol," ujar Shodiq saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (5/1/2024).
Dalam hasil autopsi itu, lanjut Shodiq menyebut, jerigen yang awalnya disebut alkohol jenis etanol, ternyata merupakan metanol. Kadar metanol tersebut cukup tinggi yakni 24 persen.
"Dari jerigen ini diduga etanol, ternyata isinya metanol dengan kadar cukup tinggi 24 persen. Sehingga kita duga bahwa korban meninggal karena keracunan metanol," ungkapnya.
Metanol ini, ia menjelaskan, merupakan jenis alkohol yang cukup beracun dan dapat mengganggu sistem saraf hingga metabolik. Metanol juga merusak jaringan di dalam tubuh.
"Untuk membuat seseorang terkena efek dibutuhkan hanya sedikit 30 ml bisa membuat efek cukup besar untuk manusia," jelasnya.
Shodiq menyebut, dari keterangan Kapolrestabes Surabaya korban telah minum 9 jar dengan kandungan 100 ml metanol perjar. Maka, minuman tersebut dapat menyebabkan korban meninggal dunia.
"Memang efeknya, meninggal cirinya adalah kena mata. Korban minum metanol matanya pasti kabur kemudian efeknya berjalan ketika melalui 24 jam. Efeknya 1 sampai 2 hari baru terasa," jelasnya.
Sementara itu, dokter forensik yang memeriksa korban, dr Renny Sumino menjelaskan pihaknya telah melakukan autopsi kepada korban WAR dan IP.
Hasil autopsi pada korban WAR, tampak pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir kelopak mata dan selaput keras bola mata.
"Kemudian adanya bintik pendarahan pada selaput mata, lalu kebiruan pada bibir, gusi dan ujung jari tangan dan kaki kanan kiri yang mana lazim ditemukan pada mati lemas," jelasnya.
Kemudian pada pemeriksaan dalam, ditemukan adanya pelebaran pembuluh darah pada organ otak, jantung, paru, lambung, pankreas, usus halus dan usus besar hingga bintik pendarahan pada organ tersebut.
Tak hanya itu pihaknya melakukan pemeriksaan tambahan yakni patologi anatomi. Hasilnya, ditemukan pelebaran pembuluh darah pada otak besar, otak kecil, jantung dan hati. Kemudian pembengkakan pada batang otak, lalu pendarahan limpa dan kerusakan pada syaraf hati.
"Kemudian kami kirimkan sampel toksikologi kepada Labfor, dengan hasil ditemukan metanol pada lambung 0,02 persen dan darah 0,006 persen serta etanol pada lambung 0,08 persen. Dengan kematian yang kami dapatkan akibat keracunan alkolol baik etanol dan metanol yang menyebabkan mati lemas," pungkasnya.