Mengapa Stres Bisa Memicu Eksim? Begini Penjelasan Medisnya
ERA.id - Stres telah terbukti memiliki dampak signifikan pada kesehatan tubuh dan kulit. Salah satu kondisi kulit yang sering kali dipengaruhi oleh tingkat stres adalah eksim. Lantas mengapa stres bisa memicu eksim?
Eksim atau dermatitis atopik adalah gangguan kulit yang menyebabkan peradangan dan kemerahan dan seringkali disertai dengan rasa gatal yang intens. Untuk itu, artikel ini akan membahas keterkaitan antara stres dan eksim yang banyak dialami orang-orang.
Alasan Mengapa Stres Bisa Memicu Eksim
Dr. Mark Levenberg, dokter kulit bersertifikat dan Direktur Medis Pfizer, menyatakan bahwa stres telah terbukti memiliki kaitan ilmiah yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan penghalang kulit manusia. Hal tersebut juga diyakini berkontribusi sebagai faktor yang memperburuk eksim.
Ketika Anda mengalami situasi stres, tubuh memiliki reaksi fisiologis, sering disebut sebagai respons 'fight or flight'. Awalnya reaksi ini merupakan mekanisme kelangsungan hidup yang dapat menyebabkan tubuh bereaksi terhadap stres sehari-hari seperti tekanan kerja atau masalah keluarga.
Selama respons fisiologis hormon stres, seperti kortisol, akan dilepaskan. Kemudian ketika dilepaskan dalam jumlah besar (misalnya, saat menghadapi stres yang berkelanjutan dan kronis) kortisol menekan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan peradangan di seluruh tubuh. Peningkatan peradangan ini mencapai kulit hingga memperburuk gejala eksim.
Dr. Levenberg menjelaskan jika pemicu stres kemungkinan besar akan mempengaruhi kesehatan secara umum dan kulit secara khusus dalam berbagai cara yang berbeda.
Menariknya, berbagai jenis pemicu stres dapat menyebabkan jenis stres lainnya. Sebagai contoh, gejala eksim berupa rasa gatal mungkin menyebabkan seseorang kesulitan tidur dan juga bisa berkontribusi pada kecemasan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa stres membuat kulit sulit pulih dari kerusakan. Waktu penyembuhan yang berkepanjangan ini kemudian dapat menimbulkan stres lebih lanjut dan berkontribusi pada siklus tak berujung dari stres dan eksim.
Cara Mengelola Stres dan Eksim
Mengelola stres dan eksim telah menimbulkan tantangan, terutama dalam mengenali penyebab stres. Dr. Levenberg menyatakan jika mengidentifikasi penyebab stres tertentu bisa sulit, dan pendekatan yang lebih umum terhadap pengurangan stres mungkin lebih membantu.
Maka penting untuk mencari intervensi yang diketahui dapat menurunkan stres dan meningkatkan relaksasi, seperti mengubah faktor gaya hidup, mengelola emosi, mendapatkan istirahat/tidur yang cukup, menjaga pola makan sehat, dan berolahraga secara teratur.
Dr. Levenberg menekankan pentingnya memiliki dukungan atau hubungan sosial yang positif. Interaksi sosial yang positif telah didukung oleh penelitian dan memainkan peran penting dalam kesehatan.
Kemudian berdasarkan perkembangan penelitian baru, Dr. Levenberg mencatat temuan menarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan eksim yang menjalani terapi psikologis bersama perawatan medis standar mengalami peningkatan yang kesembuha lebih besar dibandingkan dengan yang hanya menerima perawatan medis standar.
Hubungan rumit antara stres emosional dan eksim, meskipun belum sepenuhnya dipahami, namun sudah terbukti oleh beberapa penelitian. Dengan demikian, stres adalah kontributor signifikan pada eksim karena dampaknya pada respons kekebalan Temuan ini menegaskan pentingnya strategi terapeutik yang difokuskan pada pengurangan kecemasan dan stres pada pasien eksim.
Selain mengapa stres bisa memicu eksim, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…