Marak Dugaan Kecurangan, Aria Bima PDIP: Tidak Perlu Lagi Pemilu Kalau Pelaksanaannya Begini
ERA.id - Politisi senior PDI Perjuangan Aria Bima mengkritisi berbagai kecurangan selama proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, dengan kondisi seperti ini, lebih baik pesta demokrasi tidak perlu diadakan lagi.
"Saya tidak perlu lagi adanya pemilu kalau pelaksanaannya semacam ini," kata Aria dalam konferensi pers di media center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Bahkan menurutnya, pemerintah tak perlu juga menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) jika praktik kecurangan dilestarikan.
Dia lantas menyindir cara-cara curang demi memenangkan pesta demokrasi. Salah satunya dengan iming-iming penambahan dana desa, hingga politisasi sertifikasi tanah.
"Dan apakah menjamin pada pilkada? Enggak perlu pilkada, cukup kepala desa ditakut-takuti dana desanya suruh cari suara aja," tegasnya.
Aria menyebut capres dan cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD sejak awal sudah mendaftarkan tim kampanye, menyiapkan visi dan misi serta berkampanye.
“Dan kami sangat yakin pasangan kami adalah pasangan yang paling tepat untuk memimpin Indonesia,” tegasnya.
Namun, harapan ini berubah setelah berbagai kecurangan terjadi dan seakan diorkestrasi. “Dari politisasi bansos, politisasi diskon pupuk, politisasi pengurusan sertifikat, penekanan kepada aparat desa, keterlibatan oknum-oknum aparat yang tak netral kemudian belum lagi money politic, manipulasi suara,” ujar ketua penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud.
“Terus untuk apa kampanye, untuk apa debat? Untuk apa tim narasi, tim substansi, tim para intelektual kita kan kumpul untuk menulis pertanyaan-pertanyaan. (Berarti, red) itu tidak ada artinya semua pada saat diclosing dengan berbagai tindakan-tindakan yang di luar prinsip-prinsip etika kita berdemokrasi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Aria menilai proses yang berjalan setelah pemilu ini harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi, terjadi sejumlah anomali seperti yang disinggungnya.
“Perlu saya tekankan kembali, kita demokrasi ini kita kawal dengan benar supaya konsolidasi pemimpin yang demokratis. Nah, saya melihat suatu anomali-anomali yang itu membuat kita menjadi bangsa yang mundur dari aspek kita berdemokrasi,” pungkas Aria.