Apa Itu Teori Patriarki dan Bagaimana Budaya Ini Terbentuk?

ERA.id - Menjadi sebuah teori yang menjelaskan sistem sosial di mana laki-laki mendominasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, apa itu teori patriarki?

Teori patriarki telah menjadi topik hangat dalam studi gender dan feminisme, dengan fokus pada bagaimana struktur patriarki memberikan hak istimewa kepada laki-laki dan memarginalisasi perempuan.

Artikel ini akan mengantarkan pembaca pada pemahaman dasar tentang teori patriarki, termasuk sejarahnya, ciri-cirinya, dan dampaknya pada masyarakat.

Apa Itu Teori Patriarki?

Angela Saini, penulis buku "The Patriarchs" menelusuri konsep patriarki di masa prasejarah dengan sampel situs Çatalhöyük berusia 9.000 tahun di Anatolia selatan di Turki modern.

Saini menjelaskan jika hampir semua data arkeologi yang menunjukkan pemukiman di mana jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi cara orang hidup pada masa lalu.

Namun mengutip dari dokumentasi sejarawan Amerika Serikat, Gerda Lerner, catatan tertulis dari masa itu menunjukkan perempuan perlahan-lahan menghilang dari dunia kerja dan kepemimpinan publik.

Perempuan didorong ke ranah domestik yang tersembunyi untuk fokus pada peran ibu dan pekerjaan rumah tangga. Hal ini, dikombinasikan dengan praktik pernikahan patrilokal, di mana anak perempuan diharapkan meninggalkan rumah masa kecil mereka untuk tinggal bersama keluarga suami.

Praktik tersebut kemudian semakin memarjinalkan perempuan dan membuat mereka rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan dalam rumah tangga mereka sendiri.

Patriarki selalu menjadi isu yang diangkat para feminis sejati (Unsplash)

Pernikahan Menjadi Institusi Hukum

Kemudian seiring berjalannya waktu, pernikahan berubah menjadi institusi hukum yang kaku, yang memperlakukan perempuan sebagai harta milik suami mereka, sama seperti anak-anak dan budak.

Oleh karena itu, alih-alih dimulai dari keluarga, sejarah justru menunjukkan bahwa patriarki dimulai dari mereka yang berkuasa di negara-negara bagian pertama.

Tuntutan dari penguasa kemudian meresap ke dalam keluarga, hingga memaksakan perpecahan dalam hubungan manusia yang paling mendasar (bahkan antara orang tua dan anak-anak mereka).

Konsep tersebut kemudian membuat ketidakpercayaan di antara orang-orang yang mungkin bisa menjadi tempat berlindung untuk mencari cinta dan dukungan. Orang tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri dan orang-orang terdekat mereka, namun mereka hidup untuk kepentingan negara patriarkal.

Patriarki dan Sosialisme

Melalui artikel yang berjudul “Theories of Patriarchy” (yang dimuat dalam International socialism tahun 1981), Lindsey German mencontohkan patriarki yang  merujuk pada masyarakat tertentu di mana ayah (kepala keluarga) tidak hanya memerintah para wanita dalam keluarga tetapi juga para pria yang lebih muda.

Kemenarikan teori patriarki adalah ia bisa menjadi segalanya untuk semua orang. Teori ini berkembang pesat  berdasarkan "perasaan samar-samar" yang disukai oleh sebagian gerakan perempuan,  alih-alih berdasarkan analisis materialis.  Alhasil, mencari definisi dari istilah tersebut pun sulit, karena ada begitu banyak pilihan.

Patriarki, misalnya, bisa merujuk pada masyarakat tertentu di mana ayah ("patriark") memerintah tidak hanya para wanita dalam keluarga tetapi juga para pria yang lebih muda. Masyarakat seperti itu bergantung pada produksi petani atau pengrajin yang setidaknya sebagiannya berbasis di rumah.

Dengan demikian, masyarakat penganut patriarki akan bergantung pada produksi petani atau pengrajin yang setidaknya sebagian dilakukan di rumah. Kemudian kekuasaan kepala keluarga berasal dari kepemilikannya atas kekayaan yang dihasilkan dan kepemilikan tanahnya.

Selain apa itu teori patriarki, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…