Apa Itu DNA Neanderthal dan Mengapa Membuat Rentan Terhadap Penyakit Modern?
ERA.id - DNA Neanderthal baru-baru ini telah menggemparkan dunia sains dan membuka lembaran baru dalam kisah evolusi manusia. Lantas sebenarnya, apa itu dna neanderthal?
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami petualangan ilmiah untuk memahami asal-usul, pengaruh, dan misteri yang menyelimuti DNA Neanderthal.
Apa Itu DNA Neanderthal?
Dilansir dari laman The Natural History Museum, London, perpindahan gen [interbreeding] mungkin membantu manusia modern awal beradaptasi dengan cepat ke lingkungan baru.
Perpindahan atau kemampuan adaptasi gen, diperoleh dari Neanderthal yang telah tinggal di bumi selama ribuan tahun. Menurut penelitian, beberapa DNA ditemukan di bagian genom manusia yang terkait dengan kulit dan rambut, yang berpengaruh langsung dengan cara beradaptasi terhadap lingkungan.
Kemudian terdapat DNA lain yang diwarisi dari Neanderthal tampaknya berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh, mungkin memberikan perbaikan cepat terhadap infeksi lokal.
Namun, DNA Neanderthal pada manusia modern juga terkait dengan penyakit seperti diabetes, lupus, dan penyakit Crohn (yang menyebabkan radang usus). Efek negatif pada manusia modern tersebut, dipicu oleh perubahan gaya hidup kita selama ribuan tahun.
Plus Minus DNA Neanderthal
Menurut penelitian yang dikemukakan oleh The Natural History Museum, membandingkan genom Neanderthal dengan ratusan manusia modern.
Penelitian membandingkan baik dari Eurasia, tempat nenek moyang manusia bertemu Neanderthal, maupun dari sub-Sahara Afrika atau tempat tidak terjadi perkawinan silang.
Genom Neanderthal berasal dari tulang jari kaki seorang individu perempuan, yang diperoleh dari informasi manusia modern dan berasal dari bank data kode genetik.
Para peneliti menemukan DNA Neanderthal di wilayah genom manusia yang terkait dengan kulit dan rambut, menunjukkan manusia purba yang meninggalkan Afrika mendapat manfaat dari perkawinan silang.
DNA Neanderthal di manusia yang meninggalkan Afrika memberikan mereka rambut dan kulit yang lebih tebal dan lurus sehingga dapat lebih baik mengatasi iklim Eurasia yang lebih dingin.
Namun, DNA Neanderthal juga ditemukan di bagian genom manusia yang terkait dengan penyakit seperti diabetes, lupus, sirosis bilier, dan penyakit Crohn, yang menyebabkan radang usus.
Penyakit Modern, Berakar dari Peradaban Kuno
Dalam genom manusia Neanderthal, DNA ini memiliki fungsi tertentu. Tetapi ketika ditransfer ke genom manusia modern, dan kepada orang-orang yang telah mengubah gaya hidup mereka selama ribuan tahun, DNA tersebut mungkin telah memicu efek negatif.
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh DNA Neanderthal adalah sistem kekebalan manusia yang bereaksi berlebihan terhadap ancaman yang sudah tidak ada lagi, seperti cacing parasit.
Reaksi berlebihan DNA Neanderthal terhadap manusia modern dapat menyebabkan penyakit autoimun', yang meliputi lupus dan penyakit Crohn. Meskipun demikian, banyak dari penyakit ini yang mungkin di kemudian hari.
Selain itu, terdapat area besar dalam genom manusia modern yang tidak memiliki DNA Neanderthal, dan menunjukkan gen lain yang mungkin diwarisi telah musnah oleh evolusi.
Ada juga bukti bahwa anak laki-laki dari orang tua Neanderthal dan manusia modern memiliki fertilitas yang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia dan Neanderthal hampir tidak cocok secara biologis.
Meskipun ada warisan perkawinan silang Neanderthal, Pakar asal-usul manusia dari Prof. Chris Stringer, menduga bahwa perkawinan silang antara kedua kelompok itu adalah pengecualian.
Prof Chris menjelaskan jika Jumlah populasi kedua kelompok itu rendah, artinya mereka tidak sering bertemu satu sama lain. Selain itu, ada juga perbedaan dalam penampilan dan perilaku, yang kemungkinan jauh lebih besar daripada manusia modern.
Selain apa itu dna neanderthal, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…