Mengenal Zat Klorin pada Pembalut yang Dapat Menyebabkan Kanker

ERA.id - Pembalut merupakan salah satu benda yang dibutuhkan wanita modern saat menstruasi. Meskipun bermanfaat, namun tidak banyak yang tahu jika pembalut mengandung klorin. Lantas, apa itu zat klorin pada pembalut?

Apakah zat ini aman bagi kesehatan organ intim wanita? Artikel ini akan mengupas tuntas tentang zat klorin dalam pembalut hingga beberapa potensi bahaya yang dapat ditimbulkan.

Apa itu zat klorin pada pembalut?

Klorin merupakan gas berwarna kuning kehijauan yang beracun, bersifat korosif, dan dapat mengiritasi mata serta saluran pernapasan.

Temuan mengenai zat klorin ada dalam pembalut, pernah mencuat beberapa tahun lalu ketika Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Kementerian Kesehatan untuk meninjau kembali aturan terkait penggunaan klorin dalam pembalut wanita.

Dilansir dari Jakarta Post, YLKI menemukan bahwa beberapa merek populer pembalut di Indonesia dalam produknya. Penggunaan zat klorin dalam pembalut dapat menyebabkan ruam kulit, iritasi, dan ketidaksuburan, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker.

Menurut YLKI, wanita Indonesia menggunakan 1,4 miliar pembalut setiap tahun. Hal ini menjadi alasan utama mereka untuk mendesak peninjauan aturan terkait penggunaan klorin dalam pembalut.

Klorin digunakan sebagai pemutih pada pembalut dan tampon (freepik)

Klorin Sudah Dikenal Ribuan Tahun Lalu

Sementara itu, dilansir dari Britannica, garam batu (garam dapur atau natrium klorida) sudah dikenal selama beberapa ribu tahun. Garam batu merupakan unsur utama dalam garam yang terlarut di air laut, dan orang Mesir kuno mendapatkan garam dengan cara menguapkan air laut tersebut.

Pada zaman Romawi, para prajurit bahkan dibayar sebagian menggunakan garam yang disebut "salarium" (yang menjadi akar kata dari kata modern "salary" atau gaji).

Baru di tahun 1648, ahli kimia Jerman Johann Rudolf Glauber berhasil memperoleh asam kuat yang ia beri nama "spirit of salt" (roh garam).

Glauber mendapatkan zat ini dengan memanaskan garam basah dalam tungku arang dan mengembunkan asapnya ke dalam penampung.  Kemudian, dengan memanaskan garam bersama asam sulfat, ia memperoleh zat yang sama, yang sekarang dikenal sebagai asam klorida.

Tidak Semua Produk Pembalut Menggunakan Klorin

Dilansir dari penelitian yang berjudul “Chemicals in menstrual products: A systematic review” sejatinya, tidak semua produk pembalut menggunakan klorin. Meskipun demikian, dioxin terdeteksi dalam produk kebersihan menstruasi.

Dioxin adalah polutan organik yang persisten dan bersifat karsinogenik, dimana telah dikaitkan dengan masalah kekebalan dan gangguan hormonal. Dioxin sendiri merupakan produk sampingan dari proses manufaktur yang menggunakan pemutihan dengan klorin yang digunakan dalam beberapa produksi produk menstruasi.

Meskipun tingkat dioxin berada di bawah ambang batas keamanan untuk paparan sistemik, tidak ada ambang batas untuk produk menstruasi.

Dioxin dalam produk menstruasi mungkin dapat mencapai jaringan endometrium pada konsentrasi yang lebih tinggi melalui paparan vagina dan vulva, karena efek lintas pertama uterus.

Namun di masa kini metode pemutihan tampon telah berubah.  Dahulu, ada kekhawatiran tentang dioxin yang ada dalam bagian rayon tampon sebagai produk sampingan dari pemutihan dengan gas klorin.

Meskipun penggunaan klorin bukan lagi metode yang digunakan, namun kekhawatiran tetap dioxin dalam produk kebersihan menstruasi tetap ada.

Selain apa itu zat klorin pada pembalut, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…