Otoritas Pelabuhan Lebanon Sudah Diperingatkan Soal Kargo Amonium Nitrat Sejak 2013

| 06 Aug 2020 11:15
Otoritas Pelabuhan Lebanon Sudah Diperingatkan Soal Kargo Amonium Nitrat Sejak 2013
Sebuah mobil tertimpa reruntuhan tembok akibat letusan yang terjadi Selasa (4/8/2020) di pelabuhan Beirut, Lebanon.

ERA.id - Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad Najd melaporkan pada Rabu (5/8/2020) bahwa beberapa dokumen bertarikh tahun 2014 berisi pertukaran informasi mengenai kapal kargo berisi material pupuk berdaya ledak tinggi yang bersandar di Pelabuhan Beirut. Enam tahun kemudian 'material' kargo tersebut ditengarai jadi penyebab ledakan Selasa lalu.

Menteri Majd mengatakan hal tersebut pada kantor berita resmi Jordan Al Mamlaka, seperti dilansir CNN.

Kapal kargo yang dimaksud adalah MV Rhosus. Kapal milik Rusia ini pada 2013 berlayar dari Georgia menuju Mozambique, membawa 2.750 metrik ton amonium nitrat. Namun, karena alasan problem finansial, kapal tersebut dialihkan menuju Beirut.

Karena tidak adanya kejelasan dari pihak Rusia, dan munculnya konflik antar kru kapal, kargo tersebut tak pernah pergi dari Pelabuhan Beirut.

Direktur Bea Cukai Lebanon Badri Daher bersaksi bahwa ia dan banyak pejabat bea cukai lainnya telah memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh kargo yang ia sebut sebagai "bom laut" itu.

Pendahulu Daher, Chafic Merhi, juga sudah mewanti-wanti dalam sebuah surat tahun 2016 agar kapal kargo MV Rhosus segera dipindahkan keluar dari Lebanon.

"Karena bahaya ekstrim yang ditimbulkan material ini ketika berada dalam kondisi iklim yang tidak cocok, kami meminta Otoritas Pelabuhan untuk mengekspor barang ini saat ini juga untuk menjaga keamanan pelabuhan dan mereka yang bekerja di tempat ini."

Namun, kargo 'material yang mudah meledak' itu justru disita oleh pihak keamanan beberapa tahun lalu dan disimpan di gudang nomor 12 di Pelabuhan Beirut. Tempat itu hanya berjarak beberapa menit perjalanan kaki dari distrik perbelanjaan dan hiburan kota Beirut.

Dalam wawancara telepon dengan CNN, Menteri Majd mengatakan bahwa penyidikan terhadap ledakan yang menewaskan sedikitnya 135 orang (per 6/8/2020) itu belum "menunjukkan hasil awal atau klarifikasi apapun."

Tags : ledakan
Rekomendasi