Beredar Kabar JK Rowling Meninggal Dunia, Ini Fakta yang Sebenarnya Terjadi
ERA.id - Warga dunia maya khususnya Twitter pagi ini dihebohkan dengan tagar #RIPJKRowling. Banyak pengguna media sosial yang sibuk dan mencari tahu kebenaran dari tagar itu.
Kata RIP sendiri merupakan akronim dari Rest in Peace atau istirahat dengan damai untuk orang yang sudah meninggal dunia. Sebagian percaya penulis buku Harry Potter, JK Rowling sudah meninggal dunia, namun yang lainnya justru menjadikan tagar itu sebagai lelucon.
Ini lah fakta dibalik tagar #RIPJKRowling yang jadi pembicaraan banyak orang, sekaligus trending topic.
JK Rowling Belum Meninggal
Melansir dari NYPost, tagar #RIPJKRowling ini mulai menggema tepat sehari sebelum sang penulis merilis karya terbarunya. Di mana dia akan meluncurkan buku berjudul Troubled Blood dengan nama samaran Robert Galbraith.
Buku itu merupakan seri kelanjutan dari kisah detektif Cormoran Strike, yang menyelidiki kasus pembunuhan berantai pria transgender yang memakai baju wanita untuk membunuh para korbannya yang juga seorang wanita.
Para pengguna media sosial, khususnya datang dari komunitas transgender pun langsung mengecam penulis 55 tahun itu. Bombardir tagar #RIPJKRowling pun terus menggema di media sosial hingga banyak yang salah paham dengan tagar itu.
"Untuk mengenang JK Rowling. Dia tidak mati, tapi dia membunuh kariernya sendiri dengan bangga membenci orang transgender & tidak ada yang akan sangat merindukannya," tulis salah seorang pengguna Twitter.
"Bayangkan kami harus berpura-pura bahwa Anda (sudah) mati," tulis lainnya.
"#RIPJKRowling dia (bukan) mati tapi kariernya sudah mati," timpal yang lainnya.
Kontroversial Buku dan Transgender
Sebelum JK Rowling merilis buku kelimanya, Troubled Blood, dia sudah sering sekali merilis pernyataan kontroversial yang menyinggung banyak pihak.
Berawal dari buku keduanya berjudul The Silkworm, dia menggambarkan karakter transgender sebagai orang yang "tidak stabil dan agresif". Dari situ para pendukung dan komunitas transgender dan LGBTQ+ mengecam penulis itu atas aksi dan karyanya.
Tak berhenti sampai disitu, bulan Juni lalu Rowling tercatat membela komentar transphobia yang menjadi kontroversial. Bahkan dia menulis sebuah esai yang panjang demi membela transphobia itu.
"Saya prihatin dengan ledakan besar pada wanita muda yang ingin bertransisi dan juga tentang meningkatnya jumlah yang tampaknya mengurangi transisi (kembali ke jenis kelamin aslinya)," tulis Rowling dalam esainya, dikutip NYPost, Selasa (15/9/2020).
"(Karena) mereka menyesal mengambil langkah-langkah yang, dalam beberapa kasus, mengubah tubuh mereka tanpa dapat ditarik kembali, dan menghilangkan kesuburan mereka," lanjutnya.
Banyak yang Membela #IStandWithJKRowling
Terlepas dari kontroversi buku dan perkataannya, pengguna media sosial lainnya masih ada yang membela Rowling dengan memakai tagar #IStandWithJKRowling.
"Saya yakin saya ketinggalan, tetapi saya belum membaca buku #HarryPotter apa pun. Tidak masalah, saya mengagumi @jk_rowling karena sikapnya yang jelas & etis tentang hak-hak berbasis seks wanita. Jika Anda men-tweet #RIPJKRowling untuk melecehkannya, Anda adalah bagian dari masalah #maleviolence. #IStandWithJKRowling," tulis salah seorang pengguna Twitter.
"JK Rowling tidak membenci wanita transgender, juga tidak menyangkal keberadaan mereka. Sebagai kelas biologis yang tertindas, perempuan memiliki hak untuk mendefinisikan dan menjelaskan apa artinya “perempuan”. Laki-laki tidak bisa mendefinisikan kembali siapa kita. #IStandWithMaya #IStandWithJKRowling," tambah yang lainnya.
"Fakta bahwa tagar menjijikkan #RIPJKRowling sedang tren di platform yang berantakan ini, memberi tahu Anda semua yang perlu Anda ketahui tentang pola pikir TRA ini. Baca komentarnya. Jangan pernah meminta saya untuk membenarkan posisi saya dalam hal ini lagi. Sakit. Sakit saja #IStandWithJKRowling," tulis warganet lain.
Perlu diingat trending topic #RIPJKRowling bukan ditujukan atas kematian sang penulis. Namun, lebih ke aksi dan penolakan dari karya Rowling.