Riset di Brazil Sebut Infeksi Demam Berdarah Dengue Picu Kekebalan Terhadap COVID-19
ERA.id - Berdasarkan sebuah penelitian di Brazil, infeksi virus penyebab demam berdarah dengue (DBD) diduga menimbulkan kekebalan silang (cross-reactivity) terhadap virus SARS-CoV-2. Hal ini membuka kemungkinan proteksi terhadap virus korona melalui imunisasi DBD.
Penelitian tersebut dijalankan oleh tim gabungan dari Duke University , Federal Unviersity of Paraiba, University of Sao Paulo dan Oswaldo Cruz Foundation, dan laporannya dirilis lewat jurnal medis medRxiv, Senin (21/9/2020).
Meneliti sebaran wabah COVID-19 di Brazil, yang saat ini mencatatkan 4,6 juta kasus korona, tim konsorsium itu mempertimbangkan peran sejumlah faktor, misalnya seperti kapasitas ICU di rumah sakit hingga sebaran wabah demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Brazil dari Januari 2019 hingga Juli 2020.
Diambilnya Brazil sebagai lokasi penelitian bukan hanya karena negara kawasan Amerika Selatan ini menjadi nomor 3 penyumbang kasus COVID-19 global. Namun, data statistik COVID-19 di Brazil menunjukkan ketidakmerataan di sejumlah kawasan. Misalnya, kawasan Tenggara dan Barat Daya Brazil cenderung mencatatkan sedikit jumlah kasus COVID-19, berbeda dengan di kawasan Utara-Tengah.
Hasil penelitian selama 6 bulan pertama pandemi COVID-19 di Brazil menemukan bahwa di kawasan yang mengalami banyak kasus demam berdarah, ternyata kasus COVID-19-nya cenderung kecil. Begitu pun sebaliknya. Korelasi antara DBD-COVID-19 juga terlihat dalam hal jumlah kasus COVID-19 baru, kecepatan pertambahan kasus, munculnya impor kasus dari luar negeri, dan angka kematian akibat COVID-19.
Para peneliti menduga ada fenomena kekebalan silang (immunological cross-reactivity) dari hasil infeksi virus DENV, yang menyebabkan demam berdarah dengue, dengan infeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.
"Korelasi silang antara COVID-19 dan demam dengue ini akan diteliti secara lebih lanjut lewat sampel yang didapat di negara-negara Asia dan Amerika Latin, juga dari kepulauan di Pasifik dan Samudera Hindia," seperti ditulis dalam penelitian tersebut.
Professor Miguel Nicolelis, kepala penelitian ini yang juga bekerja di Duke University, mengaku ini merupakan "penemuan yang mengejutkan".
Para peneliti juga berspekulasi bahwa jenis virus dalam jenis yang sama, misalnya virus Zika dan demam kuning, barangkali punya efek kekebalan silang juga terhadap virus korona.
Penelitian ini, bila valid berdasarkan uji klinis berikutnya, dianggap bisa memberi harapan tentang bagaimana cara mengerem laju persebaran COVID-19 sebelum vaksin COVID-19 benar-benar ditemukan.