Hampir 10 Juta Orang Menganggur Karena Pandemi COVID-19
ERA.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta orang sejak terjadinya pandemi Covid-19. Dengan demikian, total pengangguran hingga Agustus 2020 menjadi sebanyak 9,77 juta orang.
Selain itu, jumlah orang yang bekerja juga mengalami penurunan sebesar 0,31 juta orang, sedangkan jumlah pekerja penuh waktu menurun 9,46 juta orang. Sebaliknya, jumlah pekerja paruh waktu atau pekerja setengah menganggur mengalami peningkatan sebesar 4,83 juta orang.
Sedangkan, jumlah penduduk usia kerja pada Agustus 2020 tercatat sebesar 203,97 juta orang, meningkat 2,78 juta orang dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Dengan demikian, angkatan kerja Indonesia juga mengalami peningkatan sebanyak 2,36 juta orang.
"Dampak Covid ini pada ketenagakerjaan, seharusnya tidak hanya diukur dari kenaikan pengangguran. Tapi perlu juga diperhatikan seberapa besar pekerja yang hilang akibat pandemi," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam rilis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketenagakerjaan Kuartal III-2020, Kamis (5/11/2020).
Jika dirinci berdasarkan cakupan formal dan tidak formal, prosentase pekerja formal junga mengalami penurunan cukup signifikan selama pandemi, yakni dari sebelumnya berjumlah 44,12 persen dari total pekerja nasional menjadi 39,53 persen atau menurun 4,59 persen. Sedangkan persentase pekerja tidak formal meningkat dari periode Agustus 2019 lalu yang sebesar 55,88 persen menjadi 60,47 persen.
"Dengan catatan, peningkatan terjadi pada pekerja keluarga atau pekerja yang tidak dibayar," imbuhnya.
BPS mencatat penurunan jumlah tenaga kerja banyak terjadi pada sektor industri pengolahan, yakni sebesar 1,31 persen. Sebaliknya, peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi di sektor pertanian yang sebesar 2,23 persen, perdagangan eceran 0,46 persen, jasa lainnya meningkat 0,05 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial meningkat 0,02 persen, serta sektor informasi dan komunikasi meningkat 0,01 persen.
Sebelumnya, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49 persen pada kuartal III tahun 2020. Hasil tersebut menjadi kontraksi kedua setelah pada Kuartal II 2020 ekonomi Indonesia tumbuh negatif di angka minus 5,32 persen.