ERA.id - Suasana tegang terjadi pada Rabu (4/11/2020) siang waktu Amerika Serikat, di kota Detroit, Michigan, ketika 30 orang yang mayoritas merupakan pendukung Donald Trump berusaha menghalang-halangi petugas tempat pemilihan umum negara bagian tersebut.
Berdasarkan laporan Reuters, massa memaksa masuk ke dalam ruang hitung suara di gedung TCF Center, namun, hal itu tak dimungkinkan karena adanya pembatasan jumlah audiens di tengah pandemi COVID-19 di Amerika Serikat.
Tim kampanye Trump belakangan telah mengajukan gugatan guna menghentikan proses hitung suara di Michigan tersebut atas alasan tidak diperbolehkan mengawasi proses pembukaan surat suara.
Tim dari Partai Demokrat juga mengakui bahwa mereka tak diperbolehkan masuk.
Satu petugas tempat pemilihan umum menyampaikan pada Reuters bahwa massa Partai Republik berusaha "memperlambat dan mengganggu proses penghitungan." Guna melindungi proses hitung suara dari massa yang makin geram, pasukan polisi Kota Detroit kini telah menjaga tempat hitung suara tersebut. Mereka juga menutup jendela-jendela kaca dengan karton pizza agar massa tak bisa melihat ke dalam ruangan.
Twenty-five observers from the conservative Election Integrity Fund are on hand at #Detroit’s TFC Center. #Election2020 pic.twitter.com/HfYd6Cjfh1
— Willy Lowry (@willy_lowry) November 2, 2020
Michigan sendiri merupakan negara bagian yang suaranya sangat diperhitungkan, atau disebut sebagai 'battleground state'. Negara bagian ini masih harus menghitung 'puluhan ribu' surat suara, seperti disampaikan oleh Sekretaris Negara Bagian Michigan Jocelyn Benson, Rabu pagi, seperti diberitakan Reuters.
Dengan jumlah surat suara masuk mencapai 99 persen, CNN, Edison Research dan Fox News pada Rabu malam telah menyatakan bahwa 16 suara elektoral di Michigan dimenangkan oleh Joe Biden.