Media Australia: 'Buronan Pornografi Rizieq Shihab Luncurkan Revolusi Moral'
ERA.id - Sejumlah media asing turut menyoroti kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab ke Indonesia pada Selasa (10/11). Salah satu media internasional yang ikut memberitakan kepulangan Habib Rizieq adalah The Australian.
Media yang berbasis di Negeri Kanguru ini, menyoroti Rizieq Shihab yang sempat tersangkut kasus pornografi sehingga mengasingkan diri selama tiga tahun di Arab Saudi.
Artikel dalam The Australian itu nampak provokatif dengan judul ’Porn fugitive Rizieq Shihab returns to launch Indonesian ‘moral revolution’. Atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berarti "Buronan pornografi Rizieq Shihab kembali meluncurkan 'revolusi moral' di Indonesia".
Dalam paragraf pertama, artikel itu mengabarkan Rizieq Shihab disambut gegap gempita bak pahlawan setelah kabur dari rangkaian tuntutan pidana termasuk pelanggaran undang-undang pornografi.
"Lebih dari tiga tahun setelah dia melarikan diri dari Indonesia dan serangkaian tuntutan pidana, termasuk salah satu penyebaran gambar-gambar porno, pemimpin Islamis terkenal Rizieq Shihab telah kembali dalam sambutan bak pahlawan yang gembira untuk mendeklarasikan 'revolusi moral' di negara Muslim paling populis di dunia," tulis The Australian.
Artikel itu ditulis oleh Amanda Hodge, koresponden yang menyampaikan secara berhati-hati bahwa kekuatan Habib Rizieq tidak bisa disepelekan dan mengancam pemerintahan Jokowi.
Salah satu faktor pertimbangannya adalah citra imam besar yang disandang Habib Rizieq, seolah tidak memudar meskipun sang 'pahlawan' mangkir dari berbagai tuntutan selama 3 tahun pelariannya.
Artikel juga dilengkapi dengan komentar dari pengamat luar negeri yang erat dengan isu-isu di Indonesia, salah satunya pakar Indonesia dan dosen Universitas Murdoch di bidang politik dan studi strategis, Ian Wilson.
Ia mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi harus waspada dengan hal ini karena citra Jokowi semakin memudar dari ke hari.
"(Jokowi) lebih dari bersedia untuk mengambil tindakan kejam terhadap Islamis, sementara Rizieq sekarang jauh lebih populer daripada yang diperkirakan banyak orang," katanya seperti dikutip dari The Australian, Kamis (12/11)
Media
"Pemerintahannya harus memikirkan dengan sangat hati-hati tentang bagaimana mereka menangani masalah politik ini dan tidak memperkuat kekuasaan Rizieq, karena di masa lalu pola seperti ini hanya meningkatkan popularitas dan otoritasnya."
Seperti diketahui, Polri telah menghentikan kasus yang menejrat Rizieq Shihab. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi membenarkan kasus yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di Polda Jawa Barat (Jabar) sudah dihentikan alias SP3. Namun, Awi tidak memerinci kasus mana yang telah ditutup karena di Polda Jabar sendiri HRS tersandung dua kasus.
“Informasi yang kami dapatkan demikian (SP3). Di sana (Polda Jabar) yang terjadi demikian,” tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono, dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Selasa (10/11).