Media Internasional Ingatkan Hubungan Abu Bakar Ba'asyir dengan Bom Bali 2002

ERA.id - Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir, terpidana kasus terorisme yang dikaitkan dengan peristiwa Bom Bali 1 pada 2002, dipantau oleh sejumlah media internasional pada Jumat, (8/1/2021).

Media terkemuka New York Times memasang tajuk "Pemuka Muslim yang Dihubungkan dengan Pemboman Klub Malam di Bali Dibebaskan dari Penjara". Artikel yang dirilis Kamis malam waktu Amerika Serikat ini menjelaskan Ba'asyir sebagai salah satu "teroris paling jahat" dan menjadi "pemimpin spiritual" dari kelompok terorisme rahasia, Jemaah Islamiyah (JI).

Salah satu kasus yang dikaitkan New York Times pada Ba'asyir adalah kasu Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang, yang kebanyakan merupakan wisatawan asal Australia.

"Di Australia, saudara dan kolega korban Bom Bali merasa kecewa atas dibebaskannya Ba'asyir. Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mendesak pemerintah Indonesia untuk terus mengawasi aktivitas (Ba'asyir)," tulis koran  tersebut.

New York Times juga menyebutkan bahwa pembebasan Ba'asyir dilakukan ketika pemerintah Indonesia berusaha membendung aksi kelompok "radikal Islam lainnya", yaitu Front Pembela Islam. Koran ini juga menyebutkan gerakan 'revolusi moral' yang digaungkan oleh Rizieq Shihab.

Sementara itu, media arus tengah CNN merilis artikel serupa pada Jumat. Namun, media ini secara lebih jelas menyebut Ba'asyir sebagai "terduga dalang peristiwa Bom Bali 2002."

CNN menekankan adanya program de-radikalisasi yang akan dijalani Ba'asyir selepas keluar dari penjara Gunung Sindur, Jumat, pukul 05.30 pagi.

CNN menjelaskan bahwa Ba'asyir mulai dipenjara pada tahun 2011 untuk masa kurungan 15 tahun karena terhubung dengan sebuah kamp pelatihan militer di Aceh. Namun, "setelah menerima sejumlah pengurangan, ia hanya dipenjara selama 10 tahun."

Media yang sama juga menekankan bahwa , meski Polri dan intelijen Barat telah menghubungkan Ba'asyir dengan Bom Bali 2002, namun ia tak pernah dituduh bersalah atas aksi tersebut.

Media asal Inggris, BBC, merilis artikel serupa, Jumat.

Artikel mereka memuat pendapat dari direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, yang mengatakan bahwa pembebasan Ba'asyir tidak akan memicu aksi kekerasan besar di Indonesia. Jones dilaporkan menyebut pengaruh Ba'asyir "telah memudar".

"Kini pengaruh dari pemuka agama tertentu telah berkurang, dan inspirasi serta instruksi banyak muncul dari Internet," sebut BBC, mengutip Jones.

Abu Bakar Ba'asyir pada Jumat dinyatakan bebas murni dari lapas Gunung Sindur. Ia telah dijemput keluarganya dan menuju ke kampung halamannya di Sukoharjo, Jawa Tengah, via perjalanan darat, dengan pengawalan ketat Detasemen Khusus Antiteror 88.