Penjelasan Ganjar Pranowo Soal Lonjakan Kasus COVID-19 di Jawa Tengah

ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan terkait lonjakan angka Covid-19 di Jawa Tengah beberapa terakhir. Dia mengatakan ada keterlambatan publikasi data terbaru yang menyebabkan perbedaan antara dari di Pemprov Jawa Tengah dengan data di pusat.

Ganjar mengatakan ada selisih data terkait angka penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah pada Minggu (29/11) lalu. Pasalnya data dari dari Pemprov Jateng, kenaikan hanya 844 kasus. Sedangkan dari pusat data kenaikan di Jawa Tengah mencapai 2.063 kasus.

"Saya sudah koordinasi dengan pejabat yang berwenang. Ternyata ada perbedaan data. Saya juga sudah koordinasi dengan pak Luhut (Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) dan Pak Menkes (Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto)," ucap Ganjar.

Ganjar mengakui ada delay data dengan pemerintah pusat. Namun persoalan tersebut sudah dikoordinasikan dan dijelaskan dengan baik. "Tak bisa dipungkiri selain persoalan delay data, tes yang tinggi juga menjadi pemicu kenaikan kasus di Jawa Tengah," ucap Ganjar.

Selain itu persoalan data ganda juga menjadi pemicu angka naik. Untuk itu dia meminta agar kedepannya hal ini tak terjadi lagi.

"Makanya kita minta satu saja dengan sistem new all record. Sayangnya masih ada yang sifatnya manual. Makanya saya sarankan hanya ada satu data real time yang sudah terkonfirmasi saja yang disampaikan," ucapnya.

Terkait adanya lonjakan, Pemprov Jawa Tengah mengantisipasi dengan menambah ruang isolasi dan ICU. Saat ini prosentase keterisian ruang ICU mencapai 58,61 persen dan ruang isolasi Covid-19 mencapai 76,73 persen.

"Kalau sudah mencapai 60 persen kita harus siap-siap. Saat ini ruang ICU masih aman, tapi ruang isolasi perlu ditambah," ucapnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut juga dibahas terkait dengan skenario pembukaan rumah sakit. Namun saat ini diupayakan menggunakan fasilitas yang ada termasuk dengan memanfaatkan hotel sebagai tempat isolasi.

Langkah pertama yakni dengan menambah kapasitas ICU dan ruang isolasi di rumah sakit atau rumah mandiri. Untuk rumah mandiri Pemprov Jateng telah menyiapkan beberapa titik.

"Kita siapkan Donohudan dan beberapa lokasi yang kapasitasnya banyak. Kita juga menyiapkan hotel. Kalau isolasi disana kan nyaman. Beda kalau di stadion," ucapnya.

Terkait skenario terakhir yakni membangun rumah sakit darurat. Ganjar telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan sudah mendapat lampu hijau terkait rencana ini. "Pemerintah pusat sudah siap menawari, tapi itu skenario terakhir," ucapnya.