Keluarga Laskar FPI Curhat ke DPR, Tak Ada Barang Pribadi yang Dikembalikan
ERA.id - Enam keluarga laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas tertembak oleh aparat kepolisian di Tol Cikampek KM 50 mengaku pihak kepolisian tak mengembalikan barang-barang pribadi korban saat penyerahan jenazah kepada keluarga beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat umum (RPDU) dengan Komisi III DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Kamis (10/12/2020). Secara khusus mereka datang untuk mengadu atas peristiwa pada 7 Desember dini hari lalu.
Awalnya, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J. Mahendra menananyakan kepada keluarga korban apakah pada saat pengembalian jenazah enam orang laskar FPI keluarga diberikan barang-barang korban dan mendapat ancaman untuk tidak bersaksi.
"Apakah ada barang almarhum pada saat jenazah diserahkan ikut diserahkan handphone atau yang lain? Apakah ada ancaman-ancaman terhadap keluarga korban agar tidak bersaksi?" tanya Desmond.
Merespon pertanyaan tersebut, Dainuri yang merupakan ayah dari Luthfil Hakim mengaku tidak ada satu pun barang pribadi milik putranya yang dikembalikan termasuk tas yang sering dibawa. Danuri menambahkan, pihak kepolisian juga tidak mengembalikan KTP Luthfi.
"KTP pun nggak ada, apalagi handphone atau tasnya. Biasanya itu anak saya bawa tas kecil buat taruh handphone. Pakaian juga enggak (dikembalikan)," kata Danuri.
Tapi dia mengaku tidak pernah mendapat ancaman dari pihak manapun. Namun, dia sempat menaruh curiga kepada sejumlah wartawan atau orang yang tidak jelas yang mewawancarainya terkait kematian putranya, hal itu sempat membuat Danuri merasa terancam.
Senada, Anandra yang merupakan kakak kandung Muhammad Suci Khadavi juga mengaku tidak ada barang pribadi milik adiknya yang dikembalikan. Dia juga sempat menanyakan apakah memang tidak ada barang pribadi Khadavi yang dikembalikan, sebab keluarga menginginkan sejumlah barang seperti handphone untuk dikembalikan kepada pihak keluarga.
"Kami keluarga Khadavi tidak diberikan barang-barangnya. Handphone, tas, dompet itu tidak ada sama sekali. Saya sempat menanyakan itu karena kan di handphone itu ada foto kami sekeluarga," kata Anandra.
Meskipun tak mendapat ancaman dari mana pun, Anandra mengungkapkan kegelisahannya saat kediamannya didatangi oleh banyak orang yang tak dikenal menanyainya terkait dengan kejadian di Tol Cikampek KM 50 bahkan hingga mengamat-amati lokasi rumahnya.
Dia mengaku yang membuat resah karena di rumah hanya tinggal ayahnya saja yang laki-laki sementara anggota keluarga lainnya perempuan. Dia mengatakan Khadavi adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga yang bisa diandalkan untuk melindungi keluarga setelah ayahnya.
"Itu yang dikeluhkan saat ini, gimana kalau nanti ayah saya tidak ada rumah, di sana hanya ada wanita-wanita saja. Kalau ancaman langsung tidak ada, hanya (mereka) melihat sekitar rumah," papat Anandra.
Sementara Umar, paman Andi Oktiawan mengaku handphone yang dimiliki oleh keponakannya masih aktif namun tidak dikembalikan kepada pihak keluarga. Dia berharap pihak kepolisian bisa segera mengembalikan barang-barang pribadi milik Andi kepada keluarga.
"Nggak ada satu pun barang yang saya terima punya almarhum (Andi) bahkan itu (handphone) masih aktif, saya bingung. Kalau bisa barang-barang itu seharusnya dikembalikan lah," kata Umar.