Kapolres Pelalawan Disoal karena Mengadu Hewan Owa, Memangnya Apa Itu Owa?

ERA.id - Banyak yang belum mengenal binatang owa. Setelah video owa diadu dengan anjing, yang dilakukan Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko viral, owa lantas dikenal. Apa itu owa?

Owa adalah salah satu hewan langka. Owa adalah sejenis primata anggota suku Hylobatidae dengan angka populasi antara seribu hingga dua ribu ekor saja. Owa ialah jenis kera atau primata dari spesies ‘owa’ yang paling langka di dunia dan tersebar terbatas hanya di Jawa bagian barat. 

Ciri owa adalah tidak berekor dan berlengan relatif panjang dibandingkan dengan panjang tubuhnya sendiri. Tangan yang panjang dan berotot kuat ini tentunya digunakan sebagai tumpuan untuk mengayun dan berpindah dari dahan pohon tinggi yang satu ke pohon tinggi berikutnya.

Owa berwarna keabu-abuan dengan sisi atas kepala lebih gelap dan wajah berwarna kehitaman. Tempat hidup owa itu di atas dahan-dahan tinggi pepohonan dan pemakan buah-buahan, daun, dan bunga-bungaan di sekitarnya.

Karena owa tinggal sedikit, banyak yang berburu owa. Dari berbagai kasus, induk owa banyak dibunuh untuk diambil bayinya. Sayangnya, tanpa induk, sang bayi owa takkan hidup lama. Alasannya, mereka akan menjadi sangat stres.

Owa harus dilindungi dengan konservasi. Habitat asli Owa Jawa terbesar berada di Taman Nasional Ujung Kulon, daerah Gunung Halimun, Gunung Salak, serta Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.  

Untuk menjaga populasi Owa Jawa di daerah-daerah ini, polisi hutan melakukan patroli di taman-taman nasional serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan karena di tempat inilah habitat Owa Jawa berada. 

Owa Jawa menjadi satwa yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P92 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. P20 taun 2018 tentang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Mati setelah dipelihara polisi

Setelah video owa diadu dengan anjing, yang dilakukan Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko, Riau, viral, owa lantas dikenal.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyebut, owa dalam video viral itu mati diduga setelah diadu oleh Kapolres Pelalawan dengan anjing. Kasus ini akhirnya bergulir di Polda Riau. Lembaga konservasi ini juga sudah berkoordinasi dengan polisi terkait hal itu.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono percaya penyidik polisi bakal bekerja profesional. "Masalah owa, saya kira secara terbuka sudah disampaikan rekan-rekan di Polda dan sedang ditangani," kata Suharyono, Jumat siang, 11 Desember 2020 lalu, dikutip dari Liputan6.

Suharyono enggan berspekulasi, apakah owa itu mati setalah diadu atau karena ada penyakit lain. Dia menyebut itu merupakan bagian materi pengusutan Polda Riau. Menurut Suharyono, ia mendapat kabar video viral Kapolres Pelalawan itu ketika berada di Jakarta. "Ada dua hal (hasil koordinasi), pertama kematian owa, kedua satwa lainnya masih hidup," kata Suharyono.

Ternyata selain memiliki owa, Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko juga memiliki satwa lainnya, yaitu anak buaya muara dan seekor kukang. Keduanya dalam undang-undang tentang konservasi merupakan satwa dilindungi negara.

Kedua peliharaan Kapolres itu, kini sudah berada di klinik satwa BBKSDA Riau. Sejumlah petugas menjemput langsung ke rumah dinas Kapolres Pelalawan. "Inisiatif Pak Kapolres menyerahkan dan kami jemput, sudah diperiksa medis," kata Suharyono.

Suharyono menyatakan, satwa dilindungi tidak boleh dipelihara masyarakat. Satwa dilindungi hanya boleh dimiliki oleh lembaga konservasi setelah mendapat persetujuan.

Lalu dari mana Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko mendapatkan owa? kabarnya, owa pertama kali ditemukan ajudan Kapolres Pelalawan, Bripda Joss di pinggir jalan pada 1 Desember 2020. Dari lokasi tak jauh dari Mapolres ketika lari sore, Joss menemukan karung terikat. "Setelah dibuka ternyata isinya monyet, kaki dan tangannya terluka," ungkap Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto.

Merasa kasihan, Joss menyerahkan ke Kapolres AKBP Indra Wijatmiko dan seketika pria nomor satu di kepolisian Pelalawan itu, memerintahkan ajudannya membawa ke dokter hewan. Setelah agak mendingan, Kapolres Pelalawan membawa pulang si owa untuk dirawat di rumah dinasnya. Pada 3 Desember, owa dibawa lagi ke dokter hewan karena masih sakit. "5 Desember, owa itu mati karena diare yang dideritanya," tegas Sunarto.