Di Tengah Lambannya Vaksinasi, AS Temukan Varian Baru COVID-19
ERA.id - Amerika Serikat mendeteksi kasus pertama infeksi Coronavirus Disease (COVID-19) varian baru di Colorado pada Selasa, (29/12/2020). Hal ini terjadi di tengah lambatnya proses vaksinasi di AS, yang dikatakan Presiden-terpilih Joe Biden "bakal perlu waktu bertahun-tahun" untuk rampung.
Gubernur Colorado Jared Polis menyebut bahwa wilayah negara bagian yang ia pimpin telah menemukan kasus virus korona varian B.1.1.7 yang kali pertama terdeteksi di Ingris dan disebut lebih cepat menular dibandingkan varian SAR-CoV-2 terdahulu.
Kasus virus corona varian baru ini telah ditemukan juga menyebar di sejumlah negara Eropa lainnya, juga di Kanada, Australia, India, Korea Selatan, dan Jepang, serta negara-negara lain.
Polis, dalam keterangannya, mengatakan bahwa pasien kasus pertama di AS itu merupakan seorang laki-laki berusia 20-an tahun tanpa riwayat berpergian akhir-akhir ini, dan sekarang tengah menjalani isolasi di Denver.
"Pihak berwenang urusan kesehatan masyarakat sedang melakukan investigasi secara teliti. (Pasien yang bersangkutan) tidak mempunyai kontak erat, sejauh identifikasi saat ini," kata Polis, seperti dikutip ANTARA. Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah memberitahu pemerintahan federal.
Turunkan Ekspektasi
Sebelum Polis mengonfirmasi kasus ini, Joe Biden berpidato di Wilmington, Delaware, mengenai vaksinasi bagi masyarakat AS.
"Upaya distribusi dan pelaksanaan vaksinasi tidak berjalan sebagaimana semestinya. (Dengan angka kasus saat ini) maka akan butuh waktu tahunan, bukan bulanan, untuk memvaksin warga Amerika," kata Biden.
Prediksi Biden mengenai lambatnya progres vaksinasi di musim dingin terlihat sebagai upaya menurunkan ekspektasi masyarakat bahwa pandemi COVID-19 akan segera lenyap ketika Biden diinagurasi pada tanggal 20 Januari 2021.
Biden juga memberikan pesan kepada Kongres bahwa pemerintahannya nanti ingin menambah anggaran secara signifikan untuk melancarkan distribusi vaksin, memperluas uji deteksi, serta menyediakan dana bagi negara bagian untuk membantu membuka kembali sekolah.
Target Biden untuk menjamin 100 juta vaksinasi dijalankan per 100 hari masa jabatannya sebagai presiden nanti akan berarti "meningkatkan angka vaksinasi saat ini hingga lima-enam kali lipat, menjadi satu juta dosis per hari"--yang disebutnya perlu mendapat dana tambahan.
Bahkan dengan angka vaksinasi yang ambisius tersebut, Biden menyebut bahwa akan diperlukan waktu berbulan-bulan hingga sebagian besar warga Amerika mendapatkan vaksin, dan kondisi pandemi mungkin tidak akan berubah, setidaknya, sampai Maret 2021 nanti.