Twitter Terusik Ulah Ekspat di Bali: 'Mengakali' Urusan Imigrasi Hingga Tak Bayar Pajak

ERA.id - Seorang perempuan ekspatriat asal Amerika Serikat menjadi bulan-bulanan warganet di Twitter setelah ia merilis utas, Sabtu, (16/1/2021)  yang mengundang warga asing mengunjungi Pulau Bali di tengah pandemi dan bagaimana mereka bisa "mengakali" aturan imigrasi di Indonesia.

Kristen Gray, wanita asal AS yang tinggal di Bali sejak 2020, awalnya membuat utas untuk mengabarkan kehidupan baru bersama kekasihnya. Ia mengaku memiliki "gaya hidup yang lebih tinggi" di Pulau Dewata, di mana alih-alih merogoh kocek $1.300 (atau Rp18,2 juta) untuk tempat tinggalnya di Los Angeles, ia bisa tinggal di sebuah rumah pohon dengan biaya hanya $400 (atau Rp5,6 juta).

"Ketika saya memikirkan ini lagi, jelas bahwa ini merupakan pilihan yang intuitif," kata Gray.

"Bali adalah tempat di mana saya seharusnya tinggal selama ini. Ada energi di Amerika Serikat yang ingin saya tinggalkan sejenak. Bali adalah obat yang sempurna."

Meski tetap harus mejalani waktu dalam karantina, Gray mengaku bersyukur "bisa lepas dari dikte drama politik AS". Ia juga merasakan kehidupan di Bali telah menyembuhkan trauma masa kecilnya, bahkan meredakan sejumlah masalah medis yang ia miliki.

Kabar Gembira Jadi Bumerang

Namun, narasi yang ia suguhkan juga mengernyitkan dahi sejumlah orang.

Dalam utas itu, yang kini telah dihapus, Gray menyodorkan tip bagaimana "mengakali" aturan imigrasi di Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Hal ini menjadi titik kritik khusus dari banyak warganet, tak terkecuali pesohor Twitter yang kerap dianggap menjadi buzzer pemerintah, Permadi Arya.

Tulis Permadi: "Indonesia tidak menolakmu karena kamu @kristentootie adalah warga kulit hitam dan menyukai sesama jenis. Namun kamu tinggal di Bali secara ilegal menggunakan visa yang telah hangus, sehingga tidak membayar pajak, dan masih juga mencari uang dengan menjual panduan bagaimana cara mengakali aturan, sekaligus mendorong orang berwisata di tengah pandemi."

Hal yang sama juga dikritisi oleh akun @Expat_Indo. Dalam sebuah utas, Senin, akun penyedia informasi kehidupan ekspatriat di Indonesia ini tidak membenarkan perilaku seseorang yang menganjurkan orang lain mengakali aturan imigrasi di Indonesia.

Akun ini juga mengatakan bahwa Kristen Gray, yang mengaku bekerja sebagai desainer grafis, harus mematuhi hukum di Indonesia yang mewajibkan siapapun membayar pajak penghasilan ketika ia telah tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari.

Sebelumnya, kekasih Gray sempat mengatakan mereka berdua tak perlu membayar pajak karena penghasilannya dibayarkan dalam mata uang dolar AS.

Komtentar Gray mengenai gaya hidupnya di Bali yang lebih baik, dan harga rumah "yang hanya $400", juga dianggap kurang sensitif. Pemilik akun Twitter @tasilsa cukup gusar saat memikirkan bahwa keinginan warga AS untuk mencari kedamaian justru "membuat biaya hidup di Bali makin mahal" karena pelaku bisnis  kini mematok layanan mereka sesuai selera, dan level harga, warga asing.

"Warga Australia selama ini telah memperlakukan Bali seakan-akan seperti halaman belakang rumah mereka, dan sekarang kita bakal menerima gelombang masuk warga Amerika yang ingin menemukan kedamaian dan bersatu dengan alam dan omong kosong lainnya? Tinggalkan kami sendirian," tulis akun tersebut pada 17 Januari.