Rezim Trump Masuk 'Injury Time', China Lempar Tudingan Pamungkas
ERA.id - Menjelang berakhirnya masa kepresidenan Donald Trump, China menuding Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo sebagai "pembohong dan penipu", dan menyatakan bahwa negara itu akan bekerja sama dengan pemerintahan selanjutnya di bawah kepemimpinan Joe Biden.
Pompeo, yang telah melakukan serangkaian tindakan terhadap China di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, menyampaikan serangan terakhirnya pada Selasa (19/1) saat dia mengatakan pemerintahan Trump telah menetapkan bahwa China telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menekan etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
"Pompeo telah membuat begitu banyak kebohongan dalam beberapa tahun terakhir, dan ini hanyalah kebohongan lain yang berani," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam pengarahan media pada Rabu (20/1/2021), melansir ANTARA.
"Apa yang disebut ketetapan oleh Pompeo hanyalah secarik kertas. Politikus AS ini terkenal karena berbohong dan curang, menjadikan dirinya bahan tertawaan dan badut," Hua melanjutkan.
China telah berulang kali menolak tuduhan perlakuan kejam terhadap populasi Uighur di wilayah Xinjiang, di mana wakil dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa setidaknya satu juta warga Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp.
Namun, kandidat menteri luar negeri yang ditunjuk Biden, Antony Blinken, mengatakan bahwa ia setuju dengan penilaian genosida yang disampaikan Pompeo.
"Memaksa pria, wanita, dan anak-anak ke dalam kamp konsentrasi; mencoba, pada dasarnya, mendidik kembali mereka untuk menjadi penganut ideologi Partai Komunis China, semua itu menunjukkan upaya untuk melakukan genosida," kata Blinken, Selasa (19/1).
Saat ditanya tentang pernyataan Blinken, Hua mempersilakan pemerintahan AS selanjutnya untuk memutuskan dan memperingatkan bahwa China tidak akan menerima kritik terhadap kebijakan di Xinjiang ke depannya.
"Kami berharap pemerintahan baru AS dapat memiliki penilaian yang masuk akal dan berpikiran dingin tentang masalah Xinjiang, di antara masalah lainnya," kata dia.
"Kami berharap pemerintahan baru akan bekerja sama dengan China dalam semangat saling menghormati, menangani perbedaan dengan baik dan melakukan lebih banyak kerja sama yang saling menguntungkan di lebih banyak sektor," Hua menegaskan.
Kemarahan Beijing sering ditujukan pada Pompeo, dan Hua ditanya apakah dia akan merindukannya.
“Tentu saja, kami menikmati pertunjukan gratis setiap hari. Tetapi, saya pikir kerugian yang dia timbulkan pada citra dan reputasi AS tidak dapat diubah dan sulit untuk disembuhkan," ujar Hua.