Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia Dimulai Hari Ini
ERA.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 buatan Sinovac berlabel CoronaVac bagi kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan dirinya mengeluarkan EUA sejak tanggal 5 Februari 2021. Nantinya, masing-masing lansia akan mendapatkan dua dosis suntikan vaksin CoronaVac.
"Pada tanggal 5 Februari 2021 kemarin, Badan POM persetujuan penggunaan atau EUA vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas, dengan dua dosis suntikan vaksin yang diberikan dalam selang waktu 28 hari," ujar Penny dalam konferensi pers daring, dikutip Senin (8/2/2021).
Meski demikian, BPOM mengingatkan agar pemberian vaksin CoronaVac dilakukan dengan hati-hati. Sebabnya, kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyakit penyerta atau komorbid yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin tersebut.
Karenanya, kata Penny, pihaknya telah mengeluarkan informasi untuk tenaga kesehatan atau Fact Sheet yang dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi untuk kelompok lansia.
"Oleh karena itu proses skrining menjadi sangat kritikal atau penting sebelum dokter memutuskan memberikan persetujuan vaksinasi," kata Penny.
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan program vaksinasi COVID-19 untuk kelompok lansia akan dimulai hari ini, Senin (8/2/2021). Suntikan perdana akan diberikan kepada tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun.
Budi menyebut, setidaknya ada 11.600 tenaga kesehatan yang masuk ke dalam kelompk lansia atau berusia di atas 60 tahun, dari total target vaksinasi 1,5 juta tenaga kesehatan.
"Kita akan mulai, Senin jam 09.00 pagi penyuntikan (vaksin COVID-19) bagi orang-orang di atas 60 tahun, diutamakan dimulai dengan tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun," ujar Budi dalam konferensi pers daring, Minggu (7/2/2021).
Budi menjelaskan, selain tenaga kesehatan, vaksinasi COVID-19 memang diprioritaskan bagi kelompok lansia yang dinilai rentan terinfeksi virus korona.
Menurut catatan Kemenkes, kata Budi, dari total satu juta orang yang positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 10 persen diantaranya dari kelompok lansia. Namun, dari angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia, 50 persen terjadi pada kelompok lansia. Artinya, kata Budi, resiko lansia meninggal dunia akibat COVID-19 lebih tinggi di banding kelompok usia lainnya.
Oleh karena itu, terbitnya UEA dari BPOM untuk vaksin COVID-19 buatan Sinovac bagi kelompok lansia merupakan kabar baik.
"Ini merupakan kabar baik bagi banyak orang, karena ini merupakan salah satu insiatif yang bagus karena melindungi teman-teman yang lebih rentan karena usianya," kata Budi.
Dia berharap dengan adanya vaksinasi COVID-19 bagi kelompok lansia ini mampu menekan jumlah kasus positif sekaligus angka kematian akibat COVID-19. Dengan demikian, kata Budi, dapat meringankan beban rumah sakit.
"Kalau kita bisa kurangi (angka positif COVID-19), tekanan ke rumah sakit terutama yang kondisinya berat juga bisa kita kurangi. Sehingga beban yang ditanggung tenaga kesehatan bisa berkurang," ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan tujuh jenis vaksin melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tanggal 28 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Namun dari tujuh vaksin COVID-19 tersebut, baru satu vaksin yang telah memperoleh persetujuan EUA dari BPOM, yaitu vaksin CoronaVac produksi Sinovac.
Sesuai dengan data-data hasil uji klinik yang tersedia pada saat EUA diterbitkan, penggunaan vaksin CoronaVac diperbolehkan untuk kelompok usia dewasa dari 18 hingga 59 tahun.
Hingga saat ini vaksinasi tahap pertama masih yang menyasar kepada para tenaga kesehatan dan petugas medis masih berjalan, berdasarkan catatan Kemenkes per 7 Februari 2021 sebanyak 784/318 orang sudah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama dan sebanyak 139.131 orang mendapatkan suntikan dosis kedua.